Misteri yang membentuk penuansaan atas cumi-cumi raksasa, populer atas hubungannya dengan legenda hewan laut buas yang bernama kraken, dapat diterangi dengan jejak-jejak penemuan makhluk bawah laut dalam studi bidang biologi laut terkini.Â
Keberadaan hewan cephalopod ini, atau dikenal dengan giant squid (Architeuthis dux), berhabitat di zona laut dalam (deep sea) dan terdistribusi di sekitar perairan samudera yang beriklim sedang hingga subtropis, seperti Samudra Atlantik, Hindia, dan Pasifik.Â
Habitat cumi-cumi raksasa, yang berada di ngarai bawah laut yang memotong landas kontinen, berbagi tempat dengan paus sperma, sehingga menjelaskan juga asosiasi kedua makhluk raksasa yang saling bergantian menjadi predator atau mangsa sesama lain.
Secara sekaligus, A. dux merupakan hewan avertebrata, moluska, dan sefalopoda terbesar yang ada hingga sekarang. Struktur tubuh A. dux terdiri dari kepala yang bermantel, tubuh, delapan lengan, dan dua tentakel panjang.Â
Sirip-sirip kecil pada mantel berfungsi untuk lokomosi, dengan adanya aliran air yang masuk melalui corong dapat mendorong kontraksi otot untuk menggerakan tubuh secara cepat. Karena kesulitan dalam mengamati A. dux secara in situ di laut dalam, pengoleksian spesimen A. dux umumnya dalam bentuk utuh maupun sisa spesimen dari perut kompetitornya, yaitu paus sperma, selain itu juga mengapung di laut, terjebak di peralatan memancing, ataupun terdampar.
Koleksi spesimen A. dux umumnya tergantung dari kondisi A. dux ketika ditemukan, yaitu dari satu utuh spesimen hingga fragmen-fragmen seperti mantel yang terpisah dari kepala, tentakel, lengan utuh, hingga potongan-potongan lengan. Metode pengoleksian data morfologi dan karakteristik A. dux dilakukan dengan pembedahan dan nekropsi di laboratorium. Spesimen kemudian disimpan dalam lemari pendingin, lalu diberikan 10% buffer formalin untuk proses fiksasi dan reagen 50% isopropil alkohol untuk proses preservasi setelah thawing.
 Banyaknya ilustrasi terkait cumi-cumi raksasa tercampur antara yang benar dan hoaks. National Geographic menyatakan bahwa foto di bawah ini merupakan salah satu hoaks cumi-cumi raksasa yang terdampar di suatu pantai, yang tersebar di media sosial dengan klaim bahwa ukuran cumi-cumi raksasa mencapai 40 meter. Mengacu dari literatur, rata-rata panjang tubuh A. dux bervariasi, mulai dari 3-9 m, ditambah bukti nyata spesimen A. dux, yang berukuran 12 meter, dimuseumkan di Museum Smithsonian, A.S, sebagai perbandingan atas fakta dengan misinformasi terkait karakteristik A. dux.Â
Laporan-laporan di media terkait panjang tubuh A. dux, yang sangat besar dan panjang, kurang sesuai dengan hasil penemuan peneliti organisme laut dalam tersebut. Berdasarkan jejak rekam penemuan A. dux, yang mulai tercatat dari tahun 1874 dengan catatan panjang total (TL) 7.1 m, hingga catatan terkini di tahun 2016 yang mendapati range TL dari 7.2-15.6 m. Walaupun demikian, seringkali muncul pertentangan antar saintis mengenai TL A. dux serta masa hidupnya, yang mulai dari 2-3 tahun hingga 35 tahun.
Akumulasi dari perhatian dan rasa keingintahuan masyarakat, teknologi pendukung studi spesies ini yang terus berkembang, serta banyaknya ditemukan spesimen setiap beberapa tahun, dapat menjadi titik turnover untuk mulai memperhatikan konservasi biodiversitas hewan laut secara global. Sisi lain dari antusiasme untuk meneliti spesimen A. dux, yang umumnya masih berkualitas rendah, kurang terpreservasi dengan baik, dan tidak hidup. adalah kesalahan penamaan spesies, akibat adanya perbedaan-perbedaan kecil terkait morfologi dan distribusi spesies yang berbeda-beda.Â
Metode sequence alignment dari 43 spesimen dengan dugaan terdiri dari spesies Architheutis yang berbeda-beda dilakukan menggunakan genom dari mitokondria, dan didapatkan bahwa seluruh spesimen masih merupakan A. dux. Tantangan untuk memahami spesies unik ini, dengan masih banyaknya misteri yang mengitarinya, adalah untuk mengevaluasi studi-studi yang telah dilakukan serta memperbaikinya, dan terus mengedukasikan masyarakat akan fakta-faktanya secara saintifik.
Daftar Acuan
Guerra, A., A.F. González, S. Pascual & E.G. Dawe. 2011. The giant squid Architeuthis: An emblematic invertebrate that can represent concern for the conservation of marine biodiversity. Biological Conservation: 1-29 hlm.
Romanov, E.V., S. Jaquement & L. Puetz. 2018. A giant squid (Architeuthis dux) off reunion island, western indian ocean: the greatest giant ever?. Journal of the Marine Biological Association of the United Kingdom 98(8): 2087-2093 hlm.
Roper, C.F.E., H. Judkins, N.A. Voss, E. Shea, E. Dawe, D. Ingrao, P.L. Rothman & I.H. Roper. 2015. A compilation of recent records of the giant squid, Architeuthis dux (Steenstrup, 1857) (Cephalopoda) from the western north atlantic ocean, newfoundland to the gulf of mexico. Amer. Malac. Bull. 33(1): 78-88 hlm.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H