Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Perlukah Memperingati Hari Kesadaran Nasional?

20 Januari 2025   08:22 Diperbarui: 20 Januari 2025   10:55 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Upacara hari Kesadaran Nasional di Kabupaten Samosir. (Sumber: Samosirkab.go.id)

Setiap tanggal 17 bulan berjalan, pegawai negeri di Indonesia mendadak tampil seragam, rapi, dan berdiri tegak di bawah terik matahari. Ya, itu pertanda Hari Kesadaran Nasional sedang diperingati. Bagi yang belum akrab, ini bukan sekadar acara berdiri sambil dengerin pidato. Hari Kesadaran Nasional punya makna lebih dalam dari sekadar rutinitas.

Sejarah Hari Kesadaran Nasional

Mari kita mundur ke tahun 1981. Di tengah era Orde Baru, Presiden Soeharto menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1981. Isinya? Perintah untuk menggelar upacara Hari Kesadaran Nasional setiap tanggal 17. Alasan beliau? Menanamkan kembali nilai disiplin, tanggung jawab, dan rasa cinta tanah air kepada aparatur sipil negara (ASN). Tidak tanggung-tanggung, upacara ini diwajibkan untuk semua instansi pemerintah, dari pusat hingga daerah.

Namun, di balik layar, kebijakan ini lahir dari keresahan. Ada kekhawatiran bahwa ASN mulai lupa esensi mereka sebagai pelayan masyarakat. Saat itu, kritik terhadap birokrasi yang lambat dan terkesan "asal kerja" sudah mulai bermunculan. Maka, Soeharto berpikir, "Kenapa tidak kita ingatkan mereka lewat upacara rutin?" Lahirlah Hari Kesadaran Nasional.

Menariknya, kebijakan ini sempat dibatalkan pada tahun 2000 oleh Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur melalui Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2000. Menurut Gus Dur, upacara ini lebih banyak menjadi formalitas dan kurang berdampak nyata. Meski begitu, beberapa instansi tetap melanjutkan tradisi ini karena merasa manfaatnya masih relevan.

Mengapa Hari Kesadaran Nasional Penting?

Upacara Hari Kesadaran Nasional sering kali dianggap sekadar rutinitas oleh sebagian ASN. Namun, inti dari peringatan ini adalah momen refleksi bersama tentang apa arti menjadi pelayan publik. Ini bukan soal berdiri berjam-jam di lapangan, tetapi tentang memperkuat kesadaran bahwa pekerjaan ASN lebih dari sekadar "tugas harian".

Beberapa alasan mengapa Hari Kesadaran Nasional tetap penting:

  1. Merefleksikan Peran ASN:Hari Kesadaran Nasional adalah momen untuk mengingatkan bahwa ASN bukan hanya pekerja kantoran, tapi penggerak roda pemerintahan. ASN adalah jembatan antara rakyat dan negara.

  2. Memperkuat Nilai Kebangsaan:Mengibarkan bendera, menyanyikan lagu kebangsaan, dan mendengar pidato bukan hal sepele. Ini adalah simbol kecintaan kepada negara yang terus diperbarui setiap bulan.

  3. Disiplin dan Kebersamaan:Upacara adalah simbol disiplin. Tidak hanya itu, momen ini juga menjadi waktu berkumpul bersama rekan kerja lintas departemen. Ada nilai kebersamaan yang tak boleh diabaikan.

Perlukah Tetap Ada Upacara?

Meski memiliki tujuan mulia, pelaksanaan upacara Hari Kesadaran Nasional sering kali dianggap kurang relevan di zaman modern ini. Banyak ASN merasa bahwa upacara lebih cenderung menjadi formalitas ketimbang sarana refleksi yang bermakna. Sebagai alternatif, peringatan Hari Kesadaran Nasional dapat dilakukan dengan cara yang lebih praktis dan produktif, seperti:

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Worklife Selengkapnya
    Lihat Worklife Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun