Pak Mono menunduk. "Karena aku sayang kamu, Rin. Tapi aku memilih cara yang salah untuk menunjukkannya."
Mata Bu Rini membelalak, lalu ia tertawa kecil di sela tangisnya. "Kamu memang lucu, Pak. Tapi aku juga salah, karena aku tak pernah benar-benar mengerti perasaanmu."
Pak Mono tersenyum samar, untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun. Mereka pun berpelukan, diiringi tepuk tangan dan sorakan dari anak-anak mereka serta tim televisi.
Hari itu, di Taman Bungkul yang penuh kenangan, akhirnya sebuah rahasia yang terpendam selama 20 tahun terungkap. Meski pahit, itu menjadi awal baru bagi keluarga kecil mereka di tengah hiruk-pikuk Kota Surabaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H