Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Tak Berujung di Balik Langit Senja

18 Januari 2025   19:27 Diperbarui: 18 Januari 2025   19:27 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cinta tak berujung di balik langit senja. (Dibuat dengan Bing AI Image Creator)

Di sebuah desa kecil di Jawa Tengah, hiduplah seorang pemuda bernama Danu, seorang pelukis yang hidup dari menjual karya-karyanya di pasar seni Yogyakarta. Di usia 20 tahun, Danu bertemu dengan Lestari, gadis yang dikenal karena suaranya yang merdu saat menyanyikan tembang-tembang Jawa. Pertemuan mereka berawal dari sebuah acara seni desa, dan sejak itu, hati mereka saling terpaut.

Namun, takdir tidak berpihak. Keluarga Lestari memutuskan menikahkannya dengan seorang pedagang kaya dari Semarang untuk mengangkat derajat keluarga. Danu, yang hatinya remuk, hanya bisa melepas Lestari dengan doa, berharap kebahagiaannya meskipun tidak bersamanya.

Waktu berlalu. Danu menikah dengan Sulastri, seorang penari yang setia menemani kesepiannya. Mereka hidup damai, memiliki dua anak, dan membangun keluarga kecil yang hangat. Sementara itu, Lestari hidup di Semarang bersama suaminya, Raden, dan memiliki seorang putri. Meski hidup terpisah, kenangan masa muda mereka tidak pernah benar-benar hilang.

Dalam setiap lukisannya, Danu selalu menyisipkan sosok Lestari---entah dalam bentuk wanita yang berdiri di tepi sawah, atau hanya siluet seorang perempuan memegang selendang. Sulastri menyadari hal ini, namun ia memilih tidak berkomentar, hanya menerima bahwa cinta Danu pada Lestari adalah bagian dari dirinya yang tak bisa dihapus.

Sementara itu, Lestari, dalam setiap senandungnya, selalu menyisipkan lirik tentang "langit senja"---sebuah simbol untuk Danu, pria yang ia tinggalkan dengan berat hati. Ketika putrinya lahir, ia memberinya nama Danar, gabungan dari nama Danu dan Lestari, sebagai cara untuk mengenang cinta pertamanya.

Tujuh puluh tahun berlalu. Pada bulan Juni 2022, seorang pemerhati seni lokal menemukan lukisan Danu yang berjudul Senja di Tepian Desa. Ia mencatat bahwa lukisan itu kerap disebut sebagai karya yang terinspirasi oleh cinta sejati. Dengan rasa ingin tahu, ia melacak kisah di balik lukisan tersebut dan menemukan keberadaan Lestari.

Pertemuan mereka diatur di sebuah rumah joglo, di bawah rindang pohon mangga. Danu, yang kini berusia 90 tahun, duduk di kursi roda, ditemani cucunya. Lestari, dengan rambut memutih dan tangan gemetar, berjalan perlahan, didampingi putrinya. Tatapan mereka bertemu, dan seketika, waktu seakan berhenti.

"Danu..." Suara Lestari bergetar, air mata mengalir di pipinya.

Danu tersenyum lemah. "Lestari... aku sudah menunggumu."

Mereka saling mendekat, dan dengan susah payah, Danu mengangkat tangannya untuk meraih tangan Lestari. Air mata mengalir deras di kedua wajah mereka. Pelukan hangat menyatukan mereka, sementara anak-anak mereka menyaksikan, tersenyum dengan haru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun