Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Spekulasi Kemampuan chatGPT-5

17 Januari 2025   06:41 Diperbarui: 17 Januari 2025   06:41 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengembangan AI seperti ChatGPT-5 juga harus mempertimbangkan dampak sosialnya. Dengan semakin luasnya aplikasi AI, muncul kebutuhan untuk memastikan bahwa teknologi ini tidak hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan mengintegrasikan prinsip keberlanjutan ke dalam desain dan operasional model.

Misalnya, optimalisasi penggunaan daya komputasi dapat mengurangi jejak karbon, sementara penerapan etika desain dapat membantu mencegah penyalahgunaan teknologi. Selain itu, AI dapat digunakan untuk mendukung inisiatif pendidikan dan pelatihan, sehingga memberdayakan individu untuk lebih memahami dan memanfaatkan teknologi ini secara efektif.

Dalam konteks keberlanjutan, ChatGPT-5 juga dapat memainkan peran penting dalam mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Sebagai contoh, AI dapat digunakan untuk menganalisis data besar dalam proyek lingkungan atau membantu pemerintah dalam menyusun kebijakan berbasis data.

***

Potensi pengembangan ChatGPT-5 membuka peluang besar untuk meningkatkan kemampuan AI dalam memahami dan memenuhi kebutuhan pengguna. Namun, tantangan etika, keamanan, dan keberlanjutan harus menjadi prioritas utama dalam desain dan implementasinya. Dengan memadukan inovasi teknologi dengan prinsip-prinsip ini, ChatGPT-5 dapat menjadi model yang tidak hanya canggih secara teknis, tetapi juga bertanggung jawab secara sosial.

Ke depan, penting bagi pengembang, peneliti, dan pemangku kepentingan untuk terus berkolaborasi dalam memastikan bahwa AI berkembang menjadi alat yang memberdayakan, inklusif, dan berkelanjutan. Dengan demikian, AI dapat benar-benar menjadi mitra manusia dalam menghadapi tantangan dan peluang di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun