Jadi, teman-teman, mulai sekarang coba anggap menulis sebagai proses "menghidangkan minuman". Setiap kata yang kita tulis adalah tetesan air dari teko kita. Kalau ada yang nggak suka, ya nggak apa-apa. Mungkin mereka lagi nggak haus, atau seleranya beda. Tapi selama kita tulus menuang, pasti ada yang akan menikmatinya.
Dan jangan lupa, teko yang kosong itu bukan untuk dibiarkan begitu saja. Isilah lagi dengan sesuatu yang segar, yang baru. Hidup ini penuh dengan cerita yang bisa kita ambil, pelajaran yang bisa kita petik, dan pengalaman yang bisa kita bagi. Selalu ada sesuatu yang bisa dituangkan, selalu ada tamu yang butuh minuman segar.
Jadi, ayo menulis. Bukan karena kita harus, tapi karena kita ingin berbagi. Karena kita tahu, di luar sana ada orang-orang yang menunggu segelas "minuman" dari teko kita. Dan siapa tahu, suatu hari mereka juga akan membalas dengan teko mereka sendiri. Begitulah hidup, berbagi tanpa henti.
Yuk, keluarkan isi teko kalian, dan biarkan dunia menikmatinya. Kalau teko kita habis, nggak masalah. Kita isi lagi, dan lagi. Hidup ini terlalu singkat untuk membiarkan teko kita meluber tanpa pernah berbagi. Jadi, selamat menulis, dan jangan lupa---tuangkan dengan cinta, karena itu yang bikin minumanmu terasa lebih segar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H