Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Gonta-Ganti Pelatih itu Wajar dan Lazim

9 Januari 2025   17:30 Diperbarui: 9 Januari 2025   17:30 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi latihan sepak bola. (Sumber: Freepik.com)

Ada juga kisah-kisah lucu soal pergantian pelatih. Misalnya, ketika Gian Piero Gasperini dipecat oleh Inter setelah hanya memimpin 5 pertandingan. Atau kisah Frank de Boer yang disebut "pelatih terburuk" oleh seorang pundit setelah bertahan hanya 85 hari di Crystal Palace.

Di Indonesia, kita pernah melihat fenomena "pelatih lokal vs pelatih asing". Setiap kali pelatih asing gagal, muncul seruan, "Kembali ke pelatih lokal!" Begitu pelatih lokal gagal, teriakan berubah, "Cari pelatih asing lagi!" Begitu terus seperti lingkaran setan.

Apa Dampaknya bagi Tim?

Pergantian pelatih sering kali membawa dampak positif dalam jangka pendek. Efek "new manager bounce" adalah fenomena di mana tim mendadak bermain lebih baik setelah pelatih baru datang. Namun, dalam jangka panjang, pergantian terlalu sering bisa menciptakan ketidakstabilan.

Tim seperti Real Madrid mungkin bisa bertahan karena memiliki pemain kelas dunia. Namun, di level tim yang lebih rendah, sering gonta-ganti pelatih bisa menjadi bumerang. Pemain kebingungan dengan taktik baru, sementara fans kehilangan kepercayaan pada manajemen.

Santai Saja, Nikmati Dramanya

Pergantian pelatih adalah bagian dari dinamika sepak bola yang membuatnya semakin menarik. Bagi fans, ini adalah sumber hiburan dan bahan diskusi di warung kopi. Bagi pelatih, ini adalah tantangan sekaligus risiko pekerjaan.

Jadi, apakah pergantian pelatih itu buruk? Tidak juga. Kadang perlu. Kadang lucu. Dan selalu menarik untuk diikuti. Yang penting, baik klub maupun federasi, harus paham kapan waktu yang tepat untuk melakukannya. Kalau tidak, bisa-bisa mereka jadi bahan meme di media sosial.

Seperti kata pepatah sepak bola: "Pelatih datang dan pergi, tapi fans setia tetap di sini."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun