Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

"Eat That Frog", Rahasia Menulis Prof. Imam Suprayogo, Rektor UIN Malang

7 Januari 2025   07:17 Diperbarui: 7 Januari 2025   07:17 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peresmian pemberian nama menara Prof. Imam Suprayogo. (Sumber: uin-malang.ac.id)

Bayangkan pagi Anda dimulai dengan sebuah tantangan. Sebuah tugas besar dan penting menanti, namun godaan untuk menunda terasa begitu kuat. Dalam dunia pengembangan diri, ada konsep menarik bernama "Eat That Frog", yang menyarankan kita untuk langsung menghadapi tugas tersulit pertama kali di pagi hari. Dan siapa sangka, konsep ini tanpa disadari menjadi rahasia produktivitas seorang rektor legendaris, Prof. Dr. KH. Imam Suprayogo, dari Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Prof. Imam Suprayogo bukan hanya seorang akademisi, tetapi juga seorang penulis konsisten. Setiap pagi, beliau duduk di depan komputer, menulis artikel yang kelak diterbitkan di situs web kampus dan media sosialnya. Kebiasaan ini beliau jalani setiap hari, tanpa jeda. Bahkan, jika tulisan-tulisan itu dicetak dan ditumpuk, tingginya bisa melebihi tinggi badannya!

Apa yang mendorong seorang rektor dengan segudang tugas tetap menulis setiap hari? Jawabannya sederhana: disiplin, konsistensi, dan semangat untuk terus berbagi ilmu. Dalam praktiknya, Prof. Imam memanfaatkan momen pagi hari, ketika pikiran masih segar, untuk menyelesaikan tugas menulis. Seperti konsep "Eat That Frog", beliau memilih untuk mengatasi tugas terpenting di awal hari, sehingga sisa waktu dapat digunakan untuk tugas lain dengan lebih ringan.

Menulis Sebagai Ritual Pagi

Bagi Prof. Imam, menulis bukan sekadar pekerjaan, melainkan sebuah ritual. Setiap pagi, sebelum dunia mulai sibuk, beliau menyisihkan waktu untuk menulis. Tanpa gangguan, tanpa distraksi. Mungkin di saat sebagian besar orang masih bergelung di selimut, beliau sudah menghasilkan satu artikel berkualitas.

Apa yang menarik dari metode ini adalah bagaimana menulis di pagi hari menjadi prioritas. Dalam teori produktivitas, tugas yang dilakukan di pagi hari biasanya memiliki dampak besar pada hari Anda. Dengan menyelesaikan "katak" atau tugas besar itu lebih awal, Anda tidak hanya merasa lega, tetapi juga menciptakan momentum positif untuk melanjutkan pekerjaan lainnya.

"Katak" Seorang Akademisi

Tugas menulis bagi seorang akademisi ibarat "katak" yang harus dimakan di pagi hari. Sulit? Ya, apalagi jika ide sedang buntu. Namun, Prof. Imam menunjukkan bahwa menulis setiap hari justru membangun kebiasaan dan keterampilan yang membuat proses menulis semakin mudah.

Dalam dunia akademik, menulis bukan hanya tentang menuangkan ide, tetapi juga tentang melatih kedisiplinan dan berpikir sistematis. Dan melalui kebiasaan menulis harian ini, Prof. Imam membuktikan bahwa konsistensi adalah kunci keberhasilan.

Peresmian pemberian nama menara Prof. Imam Suprayogo. (Sumber: uin-malang.ac.id)
Peresmian pemberian nama menara Prof. Imam Suprayogo. (Sumber: uin-malang.ac.id)

Pelajaran untuk Kita Semua

Kebiasaan menulis harian Prof. Imam adalah teladan nyata tentang pentingnya konsistensi dalam mencapai tujuan besar. Bagi kita yang sering merasa kesulitan untuk menulis, ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil:

  1. Prioritaskan Tugas Utama
    Mulailah hari Anda dengan tugas terpenting. Seperti Prof. Imam, jadikan menulis sebagai prioritas di pagi hari.

  2. Bangun Kebiasaan
    Menulis setiap hari, meski hanya sedikit, akan membantu Anda membangun kebiasaan yang produktif. Ingat, konsistensi lebih penting daripada kesempurnaan.

  3. Manfaatkan Waktu Paling Produktif
    Temukan waktu ketika Anda merasa paling segar dan produktif. Bagi Prof. Imam, itu adalah pagi hari.

  4. Disiplin dan Komitmen
    Tidak ada rahasia lain selain komitmen untuk melakukannya setiap hari. Bahkan ketika mood tidak mendukung, tetaplah menulis.

Inspirasi untuk Generasi Baru

Kini, tulisan-tulisan Prof. Imam mungkin tidak lagi muncul secara rutin. Namun, warisan intelektualnya tetap hidup dalam semangat banyak orang yang terinspirasi oleh dedikasinya. Kebiasaan menulis harian beliau adalah pengingat bahwa produktivitas tidak datang dari motivasi sesaat, melainkan dari kebiasaan yang terus dipupuk.

Jadi, mari kita mulai hari ini dengan "memakan katak" kita masing-masing. Entah itu menulis, menyelesaikan laporan, atau tugas besar lainnya, jadikan momen pagi hari sebagai waktu untuk menghadapi tantangan terbesar. Dan siapa tahu, suatu hari nanti, tumpukan karya Anda juga bisa melampaui tinggi badan Anda sendiri.

Selamat mencoba, dan semoga semangat Prof. Imam selalu menginspirasi kita untuk terus berkarya!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun