Sastro menghela napas panjang. "Tidak ada yang sia-sia, Min. Tapi aku tidak bisa tinggal bersamamu lagi. Surat itu adalah batas terakhirku."
Di pengadilan agama Yogyakarta, Sastro dan Sumini duduk di kursi yang berbeda. Keduanya menunduk, tidak saling menatap. Hakim membaca dokumen mereka dengan hati-hati, sementara di luar, wartawan lokal dan warga yang penasaran menunggu perkembangan kasus ini. Sastro dan Sumini kini menjadi pasangan yang disebut-sebut akan memegang rekor perceraian tertua di Indonesia.
Namun, di tengah keheningan sidang, hanya ada kenangan yang berbicara di antara mereka. Kenangan tentang seorang pria muda yang jatuh cinta pada gadis di pasar malam. Kenangan tentang malam-malam panjang setelah anak-anak mereka lahir. Dan kenangan tentang perjuangan hidup yang kini terasa seperti bayangan yang perlahan memudar.
Mereka meninggalkan ruang sidang sebagai orang asing. Sebuah cinta yang bertahan selama 77 tahun akhirnya berakhir karena rahasia masa lalu yang tak pernah benar-benar terhapus. Senja itu, bagi Sastro dan Sumini, adalah akhir dari sebuah perjalanan panjang yang berakhir di tengah luka yang tak bisa lagi diobati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H