Wacana Gender yang Lebih Holistik
Sudah saatnya kita mereformasi cara kita memandang gender. Gender bukan hanya soal kesetaraan, tetapi juga soal keadilan dan keseimbangan. Wanita memang masih membutuhkan dukungan dalam banyak hal, tetapi pria juga harus dilibatkan dalam percakapan ini. Sebuah wacana gender yang holistik harus mencakup:
1. Edukasi yang Seimbang: Pendidikan tentang gender harus mencakup isu yang dihadapi pria, seperti maskulinitas toksik, tekanan sosial, dan kekerasan berbasis gender yang menargetkan mereka.
2. Advokasi untuk Semua: Kebijakan yang dihasilkan dari wacana gender harus inklusif, memastikan bahwa pria dan wanita sama-sama terlindungi dari diskriminasi dan kekerasan.
3. Dekonstruksi Peran Gender: Kita perlu mendekonstruksi peran tradisional pria dan wanita, memberikan kebebasan kepada setiap individu untuk menjalani hidup sesuai dengan potensinya tanpa terkekang oleh ekspektasi sosial.
4. Penguatan Data dan Penelitian: Banyak persoalan gender yang dialami pria masih kurang didukung oleh data. Penelitian yang lebih mendalam akan membantu membongkar bias dan menawarkan solusi berbasis bukti.
***
Dalam perjuangan gender, kita tidak bisa hanya mendengar satu suara. Kita harus mendengar cerita pria yang terpinggirkan, yang kehilangan ruangnya dalam keluarga dan masyarakat, yang merasa tertekan oleh peran maskulin yang kaku, atau yang menjadi korban kekerasan tetapi tidak punya tempat mengadu. Kesetaraan yang sesungguhnya adalah ketika pria dan wanita sama-sama memiliki ruang untuk hidup dan berkembang tanpa takut akan stigma atau diskriminasi.
Perjuangan gender harus melibatkan semua pihak, karena gender adalah tentang kita semua. Jika tidak, kita hanya akan mengganti satu bentuk ketidakadilan dengan yang lain. Dan itu, jelas, bukan tujuan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H