Seni Memvisualkan Ide untuk Meningkatkan Fokus dan Pemahaman
Di era modern yang penuh distraksi ini, “zoning out” saat membaca bukan lagi hal yang aneh, melainkan sering terjadi pada banyak orang. Bagi sebagian pembaca, fokus pada buku, artikel, atau bahkan makalah ilmiah dapat menjadi tantangan besar. Beberapa dari kita mungkin pernah mendapati diri membaca berulang kali satu paragraf yang sama hanya karena pikiran terus melayang ke hal-hal lain. Bagi mereka yang menghadapi kesulitan ini, muncul pertanyaan: Adakah metode yang bisa membantu kita untuk tetap fokus dan sepenuhnya memahami apa yang kita baca?
Salah satu metode yang semakin populer adalah sketchnoting, juga dikenal sebagai visual note-taking. Metode ini menggabungkan elemen-elemen visual seperti sketsa, diagram, flowchart, simbol, dan bahkan anotasi teks dengan warna dan bentuk yang berbeda. Tidak hanya berguna dalam proses belajar, sketchnoting juga efektif bagi siapa saja yang ingin lebih fokus dan memahami materi bacaan secara mendalam. Tapi, mengapa teknik ini bisa begitu efektif dalam mengatasi masalah "zoning out"?
Sketchnoting: Membaca Tidak Lagi Monoton
Salah satu alasan utama mengapa sketchnoting dapat membantu fokus adalah karena ia memecah keterbatasan dari proses membaca yang hanya mengandalkan teks. Membaca dalam jangka waktu lama, terutama materi yang kompleks, bisa membuat pikiran terasa jenuh. Monotonnya teks sering kali membuat otak kita sulit terstimulasi, sehingga mudah mengalihkan perhatian.
Sketchnoting mengatasi ini dengan memperkenalkan elemen visual yang menarik. Dengan membuat sketsa atau menggambar alur ide, kita memberi warna dan dimensi pada informasi yang tadinya hanya berupa teks. Ini bukan hanya soal estetika—tindakan menuliskan dan menggambarkan sesuatu yang kita baca membuat otak lebih terlibat dalam proses. Daripada hanya membaca teks, kita secara aktif mengolahnya menjadi sesuatu yang bisa dilihat dan dipahami secara visual.
Selain itu, sketchnoting mengajak otak untuk bekerja secara sinkron di antara dua belahan otak. Otak kiri, yang biasanya lebih aktif dalam membaca dan menganalisis informasi, sekarang mendapat bantuan dari otak kanan yang lebih berperan dalam proses visualisasi dan kreativitas. Hasilnya adalah cara belajar yang lebih menyeluruh dan terintegrasi, sehingga membantu kita lebih mudah memahami informasi dan mengingatnya.
Visualisasi dan Pemahaman Mendalam
Sketchnoting juga memungkinkan kita untuk memahami bacaan secara lebih mendalam. Ketika kita membuat sketsa, kita dipaksa untuk memecah informasi menjadi elemen-elemen yang lebih sederhana dan menyusunnya dengan cara yang masuk akal. Proses ini memperjelas alur gagasan dalam teks, terutama dalam buku non-fiksi atau artikel ilmiah yang penuh dengan konsep abstrak dan argumen yang berurutan.
Misalnya, bayangkan Anda membaca buku tentang psikologi yang membahas teori motivasi manusia. Alih-alih hanya membaca teksnya, Anda bisa membuat diagram alur yang menggambarkan hubungan antara kebutuhan dasar manusia dan motivasi dalam perilaku. Dengan cara ini, Anda tidak hanya menghafal konsepnya, tetapi juga memahami bagaimana ide tersebut saling terhubung satu sama lain. Sketchnoting memungkinkan pembaca untuk “menyerap” informasi dengan cara yang lebih bermakna, bukan hanya membacanya secara pasif.
Melibatkan Lebih Banyak Indra untuk Mengatasi "Zoning Out"
Alasan lain mengapa sketchnoting efektif adalah karena metode ini melibatkan lebih dari satu indra. Dalam membaca biasa, kita hanya menggunakan penglihatan dan proses kognitif; sedangkan sketchnoting menambahkan aspek motorik melalui gerakan tangan saat menggambar atau menulis. Rangsangan ini membantu otak untuk tetap “aktif” sehingga mengurangi peluang “zoning out.”