Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bijaksana dalam Kebodohan, Belajar dari Capybara

24 Oktober 2024   13:46 Diperbarui: 24 Oktober 2024   13:50 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Capybara. (Freepik/brgfx)

Capybara (Hydrochoerus hydrochaeris) adalah hewan pengerat terbesar di dunia, yang berasal dari Amerika Selatan. 

Dengan tubuh besar dan berbentuk seperti tong, capybara hidup di lingkungan semi-akuatik seperti rawa, tepi sungai, dan danau. 

Hewan ini memiliki kaki yang sedikit berselaput, memungkinkannya berenang dengan baik. 

Capybara juga dikenal karena sifatnya yang sangat sosial, sering terlihat hidup dalam kelompok besar hingga 100 ekor, meskipun biasanya berada dalam kawanan yang lebih kecil berisi 10 hingga 20 ekor.

Uniknya, capybara jarang menunjukkan perilaku defensif atau agresif, bahkan ketika berada di sekitar predator seperti buaya. 

Mereka mengadopsi sikap pasif dan terlihat seolah-olah tidak peduli, yang justru membuat predator seperti buaya cenderung mengabaikan mereka. 

Dengan kemampuan untuk tetap tenang dan beradaptasi dengan lingkungan, capybara menjadi simbol menarik tentang bagaimana ketidakagresifan dan kebijaksanaan dalam ketenangan bisa menjadi strategi bertahan hidup yang efektif.

Untuk lebih jelas tentang gerak-gerik hewan ini silakan cari dan tonton videonya di Youtube dengan kata kunci "capybara and crocodile".

***

Ada sesuatu yang paradoksal dan mendalam dalam perilaku capybara: ketenangan dan ketiadaan reaksi mereka terhadap ancaman seperti buaya terlihat seperti kebodohan. 

Namun, justru dalam "kebodohan" ini tersimpan strategi bertahan hidup. 

Dalam metafora kehidupan, mungkin ada hikmah tersembunyi di balik sikap pasif ini---bahwa tidak semua pertempuran harus dilawan, dan tidak semua respon langsung membawa kebaikan.

Sering kali, bereaksi berlebihan justru menempatkan kita dalam situasi yang lebih berbahaya. 

Capybara yang tetap tenang di tepi sungai tidak memicu insting berburu buaya.

Seolah-olah, dalam ketenangan dan sikap acuhnya, capybara menyampaikan pesan: "Aku bukan ancaman." 

Di sini kita melihat bahwa tidak semua ancaman perlu dilawan dengan kekerasan atau perlawanan. 

Terkadang, diam adalah bentuk kekuatan yang tak terlihat.

Sama halnya dalam kehidupan. 

Ada situasi di mana melawan atau membalas justru memperkeruh keadaan. 

Dalam hubungan sosial, di tempat kerja, atau saat menghadapi kritik, merespons dengan tenang atau bahkan memilih diam sering kali lebih efektif daripada bereaksi impulsif. 

Tidak semua hal layak diperjuangkan, dan melepaskan ego bisa menjadi langkah bijak yang menyelamatkan kita dari konflik yang tak perlu.

Dalam dunia yang semakin bising, di mana reaksi cepat dan tanggapan instan seolah menjadi keharusan, capybara mengajarkan kita nilai jeda. 

Menahan diri untuk tidak segera bereaksi memberi kita ruang untuk berpikir lebih jernih, mengurangi kemungkinan salah langkah. 

Seperti capybara yang selamat karena tidak melawan dan tidak menarik perhatian predator, kita pun kadang perlu "berpura-pura bodoh" agar tidak terseret arus masalah.

Pada akhirnya, capybara mengingatkan kita bahwa kemenangan tidak selalu datang dari konfrontasi atau kepandaian. 

Kadang, selamat dan damai adalah pencapaian tertinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun