Salah satu dampak terbesar dari AI adalah kemampuannya untuk mengotomatisasi tugas-tugas yang sebelumnya memerlukan keterlibatan manusia, seperti analisis pasar, pencarian peluang, dan pengembangan produk.Â
Dengan AI, proses ini dapat dilakukan jauh lebih cepat dan dengan tingkat akurasi yang tinggi, berkat kemampuan AI untuk menganalisis data besar (big data).Â
Sebagai contoh, perusahaan rintisan (startups) yang menggunakan AI dalam pencarian peluang pasar telah mampu mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk melakukan riset pasar dari hitungan bulan menjadi hanya beberapa minggu.Â
AI juga memungkinkan wirausahawan untuk mengidentifikasi pola atau peluang yang tidak terlihat oleh analisis manusia, yang meningkatkan potensi sukses usaha baru.
Meski AI menghadirkan peluang besar, artikel ini juga menekankan beberapa risiko. Salah satunya adalah apa yang disebut Chalmers et al. sebagai "liabilities of technological leverage" atau tanggung jawab risiko teknologi.Â
Penggunaan AI, khususnya algoritma pembelajaran mesin yang kompleks, dapat menghasilkan keputusan yang sulit dijelaskan secara manusiawi (black box problem).Â
Hal ini berpotensi menjadi masalah ketika keputusan yang diambil oleh AI menimbulkan dampak besar, seperti dalam penentuan harga atau strategi pemasaran, di mana kesalahan kecil dapat berdampak pada citra dan pendapatan perusahaan.Â
Pada tahun 2019, survei yang dilakukan oleh McKinsey menunjukkan bahwa hanya 30% perusahaan yang merasa siap menggunakan AI dalam pengambilan keputusan strategis secara penuh, dan lebih dari 60% perusahaan menyatakan kekhawatiran terhadap kurangnya transparansi algoritma AI.
Selain itu, adopsi AI juga menciptakan tantangan baru dalam desain organisasi. Dengan meningkatnya otomatisasi, banyak tugas-tugas rutin yang biasanya dilakukan oleh karyawan manusia kini dapat diambil alih oleh AI, mengakibatkan perubahan besar dalam struktur organisasi.Â
Sebuah studi dari World Economic Forum pada tahun 2020 memproyeksikan bahwa otomatisasi dapat menggantikan hingga 85 juta pekerjaan pada tahun 2025, tetapi juga menciptakan 97 juta pekerjaan baru di sektor teknologi.Â
Ini menunjukkan bahwa meskipun ada risiko kehilangan pekerjaan, ada pula peluang baru yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk berinovasi dan tumbuh.