Malam Kelam di Albany
Cerita dimulai dengan narator yang kembali ke Albany pada tengah malam, setelah mengalami kekalahan besar dalam permainan baccarat. Ruangan masih dipenuhi oleh sisa-sisa permainan, seperti kaca-kaca kosong dan asbak yang penuh. Narator, yang merasa sangat terpuruk, mencari Raffles, seorang pria yang pernah dikenalinya di sekolah. Meskipun mereka tidak dekat, narator merasa putus asa dan memutuskan untuk meminta bantuan dari Raffles, yang dikenal sebagai pria kaya dan berpengaruh.
Narator mengungkapkan bahwa ia telah menghabiskan seluruh hartanya dan menulis cek yang tidak bisa dicairkan. Dia merasa sangat malu dan putus asa, bahkan sampai mempertimbangkan untuk mengakhiri hidupnya. Raffles, yang pada awalnya tampak acuh tak acuh, mulai memperlihatkan simpati. Meskipun narator takut Raffles akan mengusirnya, Raffles malah menenangkannya dan menawarkan untuk membantu menyelesaikan masalah ini.
Raffles, yang terlihat sangat tenang dan percaya diri, mulai menggambarkan rencananya. Meskipun dia sendiri juga sedang mengalami kesulitan finansial, dia meyakinkan narator bahwa mereka bisa keluar dari masalah ini jika mereka bekerja sama. Namun, ketika narator menawarkan untuk melakukan apa saja demi bantuan, Raffles menekankan bahwa mereka harus menemukan cara untuk mendapatkan uang malam itu juga, sebelum bank membuka dan cek yang ditulis narator menyebabkan skandal besar. Narator setuju, meskipun dia merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan rencana Raffles.
Cerita ini menggambarkan ketegangan dan kepanikan narator saat dia dihadapkan pada situasi yang sangat berbahaya, serta pesona misterius Raffles yang tampaknya selalu memiliki solusi untuk setiap masalah. Raffles memancarkan aura ketenangan dan kontrol, membuat narator, meskipun putus asa, merasa bahwa mungkin ada jalan keluar dari situasi sulit ini.
Penyamaran di Bond Street
Malam semakin larut ketika Raffles membawa narator keluar dari Albany menuju Bond Street. Kota London tertutup kabut tebal yang membuat jalanan tampak kosong dan suram. Saat mereka tiba di depan sebuah toko perhiasan, Raffles dengan tenang membuka pintu menggunakan kunci yang sudah dimilikinya. Meskipun narator merasa ragu dan takut, Raffles meyakinkannya bahwa tidak ada pilihan lain jika mereka ingin menyelamatkan diri dari skandal keuangan yang mengancam.
Raffles memimpin narator masuk ke dalam bangunan yang gelap, memintanya untuk melepas sepatu dan mengikuti langkahnya dengan hati-hati. Mereka menaiki tangga yang berderit, menuju lantai atas yang kosong. Suasana semakin mencekam ketika narator menyadari bahwa bangunan tersebut tidak berpenghuni. Dengan perlahan, narator mulai memahami bahwa Raffles tidak sedang meminta bantuan dari teman, melainkan merencanakan pencurian.
Raffles dengan tenang menyalakan lentera kecil dan menjelaskan bahwa mereka akan mencuri dari toko perhiasan di lantai bawah. Awalnya, narator merasa terkejut dan marah karena Raffles tidak memberitahunya tentang rencana ini sejak awal. Namun, dengan kecerdikan dan pesona yang luar biasa, Raffles berhasil meyakinkan narator untuk tetap tinggal dan membantu menjalankan rencana tersebut. Narator yang awalnya bimbang akhirnya menyerah pada bujukan Raffles, merasa bahwa sudah terlambat untuk mundur.
Mereka melanjutkan perjalanan ke ruang bawah tanah untuk mencari cara masuk ke toko perhiasan. Dengan keterampilan yang luar biasa, Raffles menggunakan alat-alat pencurian untuk membuka pintu-pintu yang menghalangi mereka. Narator, yang awalnya dipenuhi dengan ketakutan dan ketidakpastian, mulai merasakan adrenalin dari situasi tersebut dan secara tidak sadar mulai menikmati sensasi bahaya yang dihadapi. Mereka akhirnya berhasil memasuki toko perhiasan, meskipun dengan waktu yang sangat terbatas sebelum pengamanan datang memeriksa bangunan tersebut.
Bagian ini menggambarkan transformasi narator dari seorang pria yang putus asa menjadi seseorang yang terlibat dalam kejahatan, dipengaruhi oleh pesona dan keyakinan Raffles. Ketegangan terus meningkat seiring dengan semakin dalamnya mereka terlibat dalam rencana yang penuh risiko ini. Narator yang sebelumnya hanya mencari jalan keluar dari masalah keuangannya, kini terjebak dalam dunia kriminal yang baru dan penuh dengan bahaya.
Pelarian yang Mendebarkan
Setelah berhasil memasuki toko perhiasan, Raffles dan narator bergerak cepat. Raffles dengan sigap mulai memilih barang-barang yang akan dicuri, fokus pada perhiasan yang paling berharga. Sementara itu, narator ditugaskan untuk mengawasi situasi dari lantai atas, memberikan sinyal kepada Raffles jika ada orang yang mendekat. Dengan hati-hati, narator memperhatikan jalanan yang sepi melalui celah-celah tirai, memastikan tidak ada polisi atau penjaga keamanan yang curiga.