Ketegangan memuncak ketika seorang penjaga toko terlihat berhenti di depan toko, mengintip melalui lubang intip di pintu. Narator hampir tidak bisa bernapas, khawatir penjaga tersebut akan menyadari apa yang sedang terjadi di dalam. Namun, berkat koordinasi yang sempurna antara narator dan Raffles, penjaga itu akhirnya pergi tanpa curiga. Narator kembali memberi isyarat kepada Raffles untuk melanjutkan aksinya.
Dengan barang-barang curian yang sudah dikantongi, Raffles memutuskan bahwa mereka harus segera pergi sebelum fajar tiba dan toko mulai buka. Mereka keluar dari toko dengan hati-hati, menutup pintu seperti semula dan bergegas kembali ke Albany. Meskipun berhasil keluar tanpa terdeteksi, narator merasa campuran antara kegembiraan dan rasa bersalah yang mendalam. Dia menyadari bahwa malam ini telah mengubah hidupnya selamanya.
Sesampainya di Albany, Raffles dengan tenang mulai mengeluarkan barang-barang curian dari kantongnya, memeriksa berlian, perhiasan, dan benda berharga lainnya yang mereka ambil. Sementara narator, meskipun masih terpesona oleh keterampilan dan ketenangan Raffles, mulai merasakan dampak moral dari tindakan mereka. Ia menyadari bahwa dengan terlibat dalam pencurian ini, ia telah melangkah ke dalam dunia kriminal yang tidak pernah dibayangkannya sebelumnya.
Namun, di hadapan Raffles, narator masih merasa terbelah. Di satu sisi, ia mengagumi kecerdasan dan keberanian Raffles, tetapi di sisi lain, ia merasa ngeri dengan apa yang telah mereka lakukan. Raffles, yang tampaknya memahami kebimbangan narator, menawarkan untuk membantunya keluar dari masalah keuangannya dengan menggunakan sebagian hasil curian. Narator yang sudah terlalu dalam terlibat dan merasakan sensasi dari kejahatan, akhirnya menyerah pada tawaran Raffles.
Cerita ini berakhir dengan narator yang memutuskan untuk tetap bersama Raffles, menerima bahwa hidupnya kini terikat dengan dunia kejahatan. Malam itu menjadi titik balik yang menentukan, di mana narator yang sebelumnya hanya seorang pria putus asa, kini berubah menjadi rekan dalam kejahatan Raffles. Keduanya menyadari bahwa mereka telah menyeberangi batas moral yang tak bisa lagi mereka kembalikan. Dalam suasana malam yang sepi dan dingin, mereka merencanakan langkah berikutnya, membuka lembaran baru dalam kehidupan penuh risiko dan ketegangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H