Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Keunikan Pemikiran Emha Ainun Nadjib dalam Menggabungkan Kesenian dan Spiritualitas

26 Agustus 2024   20:00 Diperbarui: 26 Agustus 2024   20:00 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keceriaan dalam acara Sinau Bareng Cak Nun. (dok. Pemkab Kediri via Kompas.com)

Selain itu, pentingnya Islam dalam konteks kebudayaan Indonesia juga menjadi fokus dari pemikiran Emha. 

Ia berpendapat bahwa Islam telah memberikan pengaruh besar terhadap tatanan kehidupan masyarakat Indonesia, seperti yang dijelaskan dalam penelitian dari UIN Sunan Gunung Djati yang membahas tentang pengaruh pemikiran Emha terhadap budaya Islam Indonesia [3].

Melalui karya-karya teaternya, Cak Nun juga mengeksplorasi dan mengkritik berbagai aspek sosial dan politik Indonesia. 

Teater-teater yang diproduksi di bawah arahannya sering menampilkan ironi dan kritik terhadap kebijakan pemerintah serta masyarakat, sebagaimana ditunjukkan dalam sejarah keterlibatannya dengan Teater Dinasti yang dipublikasikan oleh Tagar [4].

Integrasi antara kesenian dan agama yang dilakukan oleh Cak Nun menawarkan perspektif baru dalam memahami kekayaan budaya dan spiritualitas di Indonesia. 

Melalui pendekatannya yang holistik dan inklusif, ia membuka jalan bagi dialog antariman yang lebih terbuka dan konstruktif, sekaligus memperkaya khazanah kebudayaan Indonesia.

Dalam konteks saat ini, di mana masyarakat semakin membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam tentang keberagaman dan toleransi, pemikiran dan karya Emha Ainun Nadjib tetap relevan dan menjadi sumber inspirasi yang berharga. 

Kita dapat belajar banyak dari cara Cak Nun menghubungkan seni, spiritualitas, dan kehidupan sosial untuk menciptakan harmoni dan pemahaman yang lebih baik di antara kita.

Referensi

[1] https://journal.ugm.ac.id/wisdom/article/view/17206
[2] https://tirto.id/tokoh/emha-ainun-nadjib-x5
[3] https://etheses.uinsgd.ac.id/47286/
[4] https://www.tagar.id/profil-cak-nun-sang-budayawan-dan-intelektual-islam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun