Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Keunikan Pemikiran Emha Ainun Nadjib dalam Menggabungkan Kesenian dan Spiritualitas

26 Agustus 2024   20:00 Diperbarui: 26 Agustus 2024   20:00 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keceriaan dalam acara Sinau Bareng Cak Nun. (dok. Pemkab Kediri via Kompas.com)

Emha Ainun Nadjib, atau yang akrab disapa Cak Nun, adalah seorang sosok yang unik dalam kancah kebudayaan dan keagamaan Indonesia. 

Dikenal sebagai penyair, penulis, dan budayawan, Cak Nun mengintegrasikan kesenian, kebudayaan, politik, ekonomi, dan agama dalam pendekatannya yang khas. 

Melalui berbagai karya dan kegiatan komunitas, ia memperlihatkan bagaimana seni dan spiritualitas dapat bersatu untuk mendidik dan menginspirasi masyarakat.

Salah satu konsep inti dari pemikiran Cak Nun adalah humanisme teistik yang dianutnya. 

Konsep ini menekankan pentingnya nilai-nilai spiritualitas dan kemanusiaan dalam beragama, yang mencerminkan sebuah kesadaran etis yang mendalam. 

Kehadiran humanisme dalam pemikirannya tidak hanya terbatas pada filosofi yang abstrak, tetapi juga diwujudkan melalui praktik seni dan komunitas yang aktif. 

Kajian tentang humanisme teistik Emha Ainun Nadjib yang diterbitkan oleh Universitas Lambung Mangkurat menunjukkan bahwa pemikiran Emha memiliki semangat kuat dalam mempertahankan aspek kemanusiaan (humanism) yang didukung oleh nilai spiritualitas dan religiusitas [1].

Cak Nun juga dikenal dengan aktivitasnya dalam mendidik masyarakat melalui gerakan Maiyah---sebuah gerakan yang mengadakan pertemuan rutin untuk mendiskusikan berbagai isu sosial, kebudayaan, dan keagamaan dalam format yang inklusif. 

Dalam setiap kegiatan Maiyah, Cak Nun dan komunitasnya menggabungkan musik gamelan, diskusi, dan refleksi yang mendalam untuk menciptakan pengalaman yang berarti bagi pesertanya. 

Artikel dari Tirto.id menyajikan detail bagaimana Cak Nun menggunakan kesenian untuk memfasilitasi pendidikan politik kepada masyarakat melalui kegiatan rutin Maiyah [2].

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun