Saat ini, pemasaran melalui influencer telah menjadi salah satu strategi yang dominan bagi berbagai merek, terutama di platform media sosial seperti Instagram.Â
Namun, tidak semua kampanye pemasaran influencer berhasil, dan salah satu faktor kunci yang sering diabaikan adalah tingkat kongruensi antara influencer, produk yang dipromosikan, dan konsumen.Â
Peran kongruensi dalam pemasaran influencer, terdapat beberapa poin penting yang perlu diperhatikan oleh para pelaku bisnis digital dalam merancang strategi pemasaran mereka.
Pertama, kongruensi antara influencer dan produk sangat penting dalam membentuk persepsi konsumen terhadap produk tersebut.Â
Ketika konsumen melihat bahwa influencer yang mereka ikuti mempromosikan produk yang sesuai dengan citra dan gaya mereka, konsumen cenderung memiliki sikap yang lebih positif terhadap produk tersebut.Â
Sebaliknya, jika ada ketidaksesuaian antara citra influencer dan produk yang dipromosikan, hal ini dapat menimbulkan disonansi kognitif pada konsumen, yang pada akhirnya dapat merusak citra produk dan mengurangi niat pembelian.
Kedua, hubungan antara influencer dan pengikutnya juga memegang peranan penting.Â
Influencer yang memiliki kesesuaian nilai dan minat dengan pengikutnya cenderung lebih berhasil dalam memengaruhi perilaku konsumen.Â
Konsumen yang merasa memiliki kesamaan dengan influencer akan lebih cenderung untuk mempercayai rekomendasi yang diberikan, dan hal ini dapat meningkatkan niat mereka untuk membeli atau merekomendasikan produk yang dipromosikan.
Selain itu, kongruensi antara konsumen dan produk juga merupakan faktor yang tidak bisa diabaikan.Â
Konsumen menggunakan produk untuk mengekspresikan diri dan identitas mereka.Â
Oleh karena itu, ketika produk yang dipromosikan sesuai dengan citra diri atau citra ideal konsumen, mereka akan lebih cenderung memiliki sikap positif terhadap produk tersebut.Â
Sikap positif ini kemudian akan berdampak pada niat mereka untuk membeli dan merekomendasikan produk tersebut kepada orang lain.
Dari sudut pandang bisnis digital, penting untuk memahami bahwa influencer bukan hanya sekedar alat untuk menjangkau audiens yang lebih luas, tetapi juga merupakan cerminan dari merek yang mereka promosikan.Â
Oleh karena itu, dalam memilih influencer, merek harus mempertimbangkan kesesuaian antara citra influencer, produk yang dipromosikan, dan target audiens.
Influencer yang tidak sesuai dengan nilai atau gaya produk dapat memberikan dampak negatif, bahkan jika mereka memiliki jumlah pengikut yang besar.
Dalam konteks ini, pelaku bisnis digital harus lebih berhati-hati dalam merancang iklan pemasaran influencer.Â
Mereka harus memastikan bahwa influencer yang dipilih memiliki kongruensi yang tinggi dengan produk dan audiens target mereka.Â
Selain itu, influencer juga harus selektif dalam menerima kerja sama dengan merek, memastikan bahwa produk yang mereka promosikan sesuai dengan citra dan gaya mereka.Â
Hanya dengan pendekatan yang tepat, kongruensi antara influencer, produk, dan konsumen dapat tercapai, yang pada akhirnya akan menghasilkan kampanye pemasaran yang lebih efektif dan berdampak positif terhadap perilaku konsumen.
Dengan memahami dan menerapkan konsep kongruensi ini, pelaku bisnis digital dapat meningkatkan efektivitas kampanye pemasaran influencer mereka, sehingga tidak hanya menarik perhatian konsumen, tetapi juga membangun hubungan yang lebih kuat antara merek dan audiens.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H