Di sisi lain, kehadiran Erling Haaland sebagai ujung tombak serangan Manchester City tak bisa diabaikan. Dengan mencetak hat-trick, Haaland kini telah mengoleksi 94 gol dalam 101 penampilannya untuk Manchester City, sebuah catatan yang luar biasa. Statistik ini disoroti oleh berbagai media, termasuk BBC Sport dan Guardian, yang menyatakan bahwa Haaland berpotensi menjadi salah satu pencetak gol terbanyak sepanjang masa di Liga Premier jika ia terus bermain dengan konsistensi seperti ini.
Guardiola sendiri, dalam wawancaranya dengan UEFA, menyatakan bahwa Haaland memiliki potensi untuk bersaing dengan para legenda seperti Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi dalam hal jumlah gol.
Selain itu, pelajaran penting lain yang bisa diambil dari pertandingan ini adalah kemampuan Manchester City dalam mengelola tempo permainan. Ketika Ipswich mencoba menekan, Manchester City dengan cerdik memperlambat tempo dan memanfaatkan setiap peluang untuk melakukan serangan balik yang mematikan. Analisis dari WhoScored menunjukkan bahwa meskipun Ipswich berusaha keras untuk kembali ke permainan setelah tertinggal, mereka tidak memiliki kualitas atau pengalaman yang cukup untuk memecah pertahanan kokoh Manchester City.
Kunci dari dominasi Manchester City di pertandingan ini juga terletak pada kedalaman skuad mereka. Pep Guardiola memiliki banyak opsi di bangku cadangan yang mampu memberikan dampak signifikan, seperti kehadiran Ilkay Gndogan yang mendapatkan sambutan meriah dari para penggemar ketika masuk di babak kedua. Gundogan, yang telah menjadi salah satu pemain kunci Manchester City selama bertahun-tahun, menunjukkan bahwa pengalaman dan kepemimpinan di lapangan sangat penting dalam mempertahankan dominasi tim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H