Dominasi Statistik Manchester City dalam Menghadapi Ipswich
Pertandingan antara Manchester City dan Ipswich pada tanggal 24 Agustus 2024 di Etihad Stadium menjadi bukti nyata kekuatan dan konsistensi tim juara Liga Premier. Dari analisis statistik yang mendalam, terlihat jelas bahwa Manchester City tidak hanya mengendalikan jalannya permainan tetapi juga memanfaatkan setiap peluang yang ada untuk mengamankan kemenangan 4-1.
Menurut data yang dihimpun dari berbagai sumber seperti ESPN, BBC Sport, dan Sky Sports, Manchester City mendominasi penguasaan bola dengan persentase 75% dibandingkan Ipswich yang hanya menguasai 25%. Dominasi penguasaan bola ini sejalan dengan gaya permainan Pep Guardiola yang selalu mengutamakan penguasaan bola sebagai kunci kemenangan. Selain itu, statistik dari Opta menunjukkan bahwa jumlah tembakan ke arah gawang Manchester City mencapai 13 (9 off target dan 4 on target), sedangkan Ipswich hanya mampu melakukan satu tembakan yang tepat sasaran. Perbedaan ini mencerminkan efektivitas serangan Manchester City yang lebih terorganisir dan berbahaya.
Erling Haaland, yang mencetak hat-trick dalam pertandingan ini, kembali membuktikan mengapa ia dianggap sebagai salah satu penyerang terbaik dunia. Statistik dari Transfermarkt menyebutkan bahwa Haaland telah mencetak 10 gol musim ini dalam 12 pertandingan, dengan rata-rata gol per pertandingan mencapai 0,83. Prestasi ini sejalan dengan performa luar biasa Haaland sepanjang musim, di mana ia terus mendominasi lini depan Manchester City dengan kecepatan, kekuatan, dan ketajamannya di depan gawang.
Kinerja Kevin De Bruyne juga patut diacungi jempol. Menurut laporan dari The Guardian, De Bruyne mencatat dua assist dalam pertandingan ini, yang memperlihatkan visinya yang luar biasa dalam mengatur serangan. Assist pertamanya datang dari Savinho, yang dikatakan oleh Claude Makelele sebagai salah satu momen terbaik dalam kariernya. Assist kedua dari De Bruyne kepada Haaland menunjukkan betapa pentingnya peran De Bruyne sebagai pengatur ritme tim dan kreator peluang.
Selain itu, analisis dari BBC Sport menunjukkan bahwa Manchester City juga lebih unggul dalam hal efisiensi bertahan. Ipswich melakukan 15 pelanggaran dibandingkan dengan 3 pelanggaran yang dilakukan oleh Manchester City. Hal ini mencerminkan disiplin defensif yang lebih baik dari pihak Manchester City, yang mampu mengendalikan ritme permainan dan meminimalisir peluang serangan balik dari Ipswich .
Statistik lain yang menarik adalah jumlah sudut (corner) yang diambil oleh kedua tim. Manchester City berhasil mengambil 10 sudut, sementara Ipswich hanya mampu mengambil satu. Data ini diambil dari situs analisis sepak bola seperti WhoScored dan menunjukkan bahwa Manchester City secara konsisten menciptakan peluang dari sisi sayap dan mampu menekan lini belakang Ipswich dari berbagai sudut.
Kekuatan dan Ketahanan Mental Manchester City
Ketika Sammie Szmodics mencetak gol pembuka untuk Ipswich di menit ke-7, ada sejenak euforia dari pendukung tim tamu yang baru saja merasakan kembali atmosfer Liga Premier setelah 22 tahun. Namun, seperti yang dilaporkan oleh The Athletic, dalam waktu singkat, Manchester City mampu membalikkan keadaan hanya dalam lima menit, dengan mencetak tiga gol cepat yang menghancurkan harapan Ipswich.
Kecepatan dalam membalikkan keadaan ini tidak hanya menegaskan superioritas taktik dan kualitas individu pemain Manchester City, tetapi juga menunjukkan tingkat fokus dan disiplin yang luar biasa. Menurut data dari Opta, dalam lima menit kritis tersebut, Manchester City berhasil menguasai bola sebanyak 78%, yang menunjukkan betapa dominannya mereka dalam hal penguasaan bola dan menciptakan peluang. Performa ini tidak terlepas dari peran penting Pep Guardiola yang terus menekankan pentingnya ketenangan dan ketahanan mental di lapangan.
Laporan dari ESPNÂ juga menyoroti bagaimana Arijanet Muric, mantan penjaga gawang Manchester City yang kini bermain untuk Ipswich, mengalami debut yang mengecewakan. Kesalahan yang dibuatnya, seperti kegagalan dalam mengantisipasi pergerakan Haaland dan De Bruyne, menjadi titik balik dalam pertandingan ini.Â
Menurut Sky Sports, Muric, yang sebelumnya menunjukkan potensi besar selama masa peminjamannya di klub-klub lain, tampak kesulitan menghadapi tekanan dari mantan klubnya. Statistik menunjukkan bahwa Muric melakukan dua kesalahan fatal yang langsung berujung pada gol untuk Manchester City, sebuah pelajaran keras bagi penjaga gawang muda ini dalam menghadapi tekanan Liga Premier.