Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Perubahan Format Liga Champions UEFA 2024/2025

22 Agustus 2024   05:58 Diperbarui: 22 Agustus 2024   07:09 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tinjauan Awal

Musim 2024/25 UEFA Champions League membawa kejutan dengan pengenalan format baru yang digadang-gadang akan menambah ketatnya persaingan antarklub elite Eropa. Format baru ini mengubah tata cara kualifikasi dan pertandingan, menggantikan fase grup tradisional dengan sebuah liga tunggal yang terdiri dari 36 tim. Setiap tim akan bertanding delapan kali, empat di antaranya di kandang dan empat sebagai tim tamu.

Perubahan ini didasarkan pada keinginan UEFA untuk meningkatkan kualitas dan ketegangan dalam setiap pertandingan, menurut artikel yang diterbitkan oleh The Guardian tanggal 10 Juni 2024. Dalam format lama, kritik sering muncul terkait adanya pertandingan-pertandingan yang kurang berarti di tahap akhir fase grup ketika beberapa tim sudah dipastikan lolos atau tereliminasi. 

Sekarang, setiap pertandingan berpotensi besar mempengaruhi peluang tim untuk maju ke fase berikutnya, menjadikan setiap laga penting hingga akhir.

Di bawah format baru, delapan tim teratas akan langsung lolos ke babak 16 besar, sedangkan tim peringkat sembilan hingga dua puluh empat akan mengikuti babak playoff untuk merebut delapan tempat tersisa di babak 16 besar. Analisis oleh ESPN menunjukkan bahwa sistem ini diharapkan akan mengurangi jumlah pertandingan 'pengisi' dan meningkatkan pertandingan yang memiliki taruhan tinggi di awal turnamen.

Menurut data yang dirilis UEFA dan dilaporkan oleh Sky Sports, pertandingan fase liga akan dimulai pada 17 September 2024, dan diharapkan akan menciptakan lebih banyak pertandingan krusial sejak dini. Keseruan ini tidak hanya meningkatkan daya tarik bagi penonton, tetapi juga menjamin intensitas yang lebih tinggi di lapangan.

Secara keseluruhan, format baru ini menerima sambutan yang beragam. Beberapa pelatih top seperti Pep Guardiola dari Manchester City dan Jurgen Klopp dari Liverpool menyampaikan dukungan mereka terhadap format ini dalam wawancara dengan Bleacher Report, menyatakan bahwa format baru ini menawarkan tantangan yang lebih adil dan menarik bagi tim-tim yang berpartisipasi.

Namun, ada juga kekhawatiran dari klub-klub kecil yang merasa bahwa peluang mereka untuk bersinar menjadi lebih terbatas, sebagaimana dikutip dari wawancara dengan pelatih Leicester City di BBC Sport.

Pertandingan akan terus berlanjut hingga babak final yang akan diadakan di Allianz Arena pada tanggal 31 Mei 2025, sebagaimana yang diumumkan dalam jadwal resmi UEFA. Dengan penambahan fase pertandingan yang lebih kompetitif dan eliminasi langsung yang lebih menegangkan, UEFA berharap format baru ini akan memperkuat posisi Liga Champions sebagai turnamen klub terprestisius di dunia sepak bola.

Dampak Format Baru pada Strategi Klub dan Harapan Penonton

Format baru Liga Champions UEFA tidak hanya mengubah cara tim bertanding, tetapi juga strategi yang mereka terapkan sepanjang musim. Dengan eliminasi fase grup dan peralihan ke sistem liga, setiap pertandingan menjadi krusial, memaksa klub untuk lebih konsisten dalam performa mereka. 

Keputusan ini, seperti dilaporkan oleh La Gazzetta dello Sport, bertujuan untuk meningkatkan kualitas sepak bola yang ditampilkan serta menghindari penurunan minat pada pertandingan-pertandingan yang kurang penting di akhir fase grup sebelumnya.

Pendekatan baru ini mendorong manajer tim untuk merancang taktik yang lebih adaptif dan responsif. Dalam artikel terbaru oleh Marca, analis sepak bola menunjukkan bahwa tim-tim sekarang harus lebih fokus pada manajemen pemain dan rotasi skuad untuk memastikan mereka tetap segar dan kompetitif di setiap pertandingan.

Kelelahan pemain menjadi perhatian utama, mengingat jadwal yang lebih padat dan kurangnya pertandingan 'mudah' yang biasanya digunakan untuk memberi istirahat kepada pemain kunci.

Reaksi dari penggemar juga menjadi faktor penting dalam evaluasi keberhasilan format ini. Survei yang dilakukan oleh UEFA.com menunjukkan bahwa sebagian besar penggemar menyambut baik perubahan ini, terutama karena menawarkan lebih banyak pertandingan berarti antara tim besar sejak awal kompetisi. 

Namun, ada pula kekhawatiran bahwa format baru ini bisa mengintensifkan jadwal sepak bola yang sudah sangat padat, memberi tekanan lebih pada pemain dan potensial mengurangi kualitas permainan karena kelelahan.

Dengan fase baru ini, UEFA juga berharap untuk meningkatkan distribusi keuangan yang lebih adil antar klub. Sebuah laporan oleh Financial Times mengungkapkan bahwa dengan format ini, pendapatan dari hak siar diharapkan bertambah, dengan distribusi yang lebih merata kepada klub-klub yang mungkin tidak selalu mencapai tahap akhir di format lama. Ini diharapkan bisa memperkecil jurang kekuatan finansial antar klub Eropa.

Menjelang babak final yang akan diadakan di Allianz Arena, semua mata tertuju pada dampak jangka panjang dari perubahan ini. 

Apakah format baru ini akan menjadi tonggak sejarah baru dalam evolusi Liga Champions, atau apakah ia akan memicu perdebatan dan pertimbangan ulang tentang cara terbaik dalam menyelenggarakan kompetisi sepak bola tingkat klub yang paling elit di dunia, masih akan dilihat. Sesuai dengan analisis oleh ESPN, efek dari format ini terhadap kualitas permainan dan kepuasan penonton akan menjadi kunci penentu kesuksesannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun