Manchester City, tim yang dikenal dengan gaya permainan efisien dan terkontrol, kembali menegaskan dominasi mereka di Liga Premier dengan kemenangan meyakinkan atas Chelsea.Â
Dalam pertandingan ini, City tidak hanya mempertontonkan keunggulan kualitas permainan, tetapi juga kedalaman skuad yang mampu mengatasi absennya beberapa pemain kunci seperti Rodri dan Phil Foden yang hanya duduk di bangku cadangan.Â
Keberhasilan City mengatasi Chelsea dengan skor yang cukup nyaman menunjukkan bahwa strategi Pep Guardiola, yang sering disebut sebagai "Diet Pep," masih jauh di atas strategi yang diterapkan oleh pelatih Chelsea, Enzo Maresca.
Pertandingan ini dimulai dengan dominasi City yang terlihat dari penguasaan bola sebesar 54% dibandingkan 46% milik Chelsea.Â
Statistik ini, meskipun tampak seimbang, menyembunyikan dinamika permainan di lapangan di mana City lebih menguasai alur dan ritme permainan.Â
Serangan demi serangan yang dibangun oleh City seringkali memaksa pertahanan Chelsea bekerja keras. Gol pertama yang dicetak oleh Erling Haaland adalah bukti nyata efisiensi City.Â
Menerima umpan ciamik dari Bernardo Silva, Haaland berhasil lolos dari pengawalan Levi Colwill dan dengan tenang menyelesaikan peluang tersebut menjadi gol.
Namun, momen krusial yang membedakan kedua tim adalah gol kedua yang dicetak oleh Mateo Kovacic, mantan pemain Chelsea.Â
Kesalahan clearance dari Wesley Fofana berakhir pada Kovacic yang dengan luar biasa menghukum tim lamanya dengan tendangan jarak jauh yang menakjubkan.Â
Kovacic, yang performanya sering kali tidak terlalu diapresiasi ketika di Chelsea, menunjukkan kualitas tinggi yang dimilikinya dengan gol tersebut.Â
Ini menandakan bahwa City tidak hanya unggul dalam strategi, tetapi juga dalam memanfaatkan kesalahan lawan.
Di sisi lain, Chelsea tampaknya masih dalam fase transisi di bawah Maresca. Meskipun ada niat untuk membangun dari belakang, sering kali terlihat bahwa mereka kesulitan untuk menciptakan peluang berarti.Â
Christopher Nkunku dan Nicolas Jackson mencoba membawa perubahan, namun usaha mereka seringkali tidak membuahkan hasil yang efektif.Â
Chelsea terlihat frustrasi, terutama setelah kekalahan ini, dan jelas bahwa Maresca memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk membawa Chelsea kembali ke puncak.
Kemenangan ini bukan hanya tentang tiga poin, tetapi juga sebuah pernyataan bahwa City masih menjadi kekuatan dominan di Liga Inggris, meskipun menghadapi ancaman investigasi pelanggaran keuangan.Â
Dengan kemampuan adaptasi dan kedalaman skuad, City menunjukkan bahwa mereka masih tim yang harus dikalahkan.Â
Chelsea, sementara itu, harus segera menemukan formula yang tepat jika tidak ingin ketinggalan lebih jauh dari elite Liga Premier.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H