Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sinopsis Cerita Pendek A la Carte Karya Jeffrey Archer (31)

17 Agustus 2024   06:13 Diperbarui: 17 Agustus 2024   07:21 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cerita pendek "A la Carte". (Created by Bing Image Creator)

Asal Usul Cita-Cita

Arthur Hapgood, seorang veteran perang yang kembali bekerja di pabrik Triumph setelah perang, memiliki harapan besar untuk masa depan anaknya, Mark. Terlepas dari kekecewaannya sendiri terhadap pekerjaannya, Arthur bertekad bahwa Mark tidak akan mengikuti jejaknya. Dengan pengorbanan besar, ia memastikan Mark mendapatkan pendidikan yang layak. 

Mark berhasil lulus dengan baik dari sekolah dasar hingga menengah, tetapi keputusannya untuk tidak melanjutkan ke universitas dan lebih memilih bekerja di pabrik yang sama dengan ayahnya mengejutkan Arthur. Dalam percakapan yang memuncak, Mark menegaskan keinginannya untuk bergabung dengan teman-temannya di pabrik, meskipun ayahnya keras menentang hal itu. 

Konflik ini berujung pada kompromi yang diajukan oleh ibu Mark, di mana Mark setuju untuk mencoba pekerjaan lain selama setahun sebelum dia bisa kembali ke pabrik, sebuah kesepakatan yang dengan berat hati diterima oleh kedua belah pihak.

Arthur berusaha keras memberikan alternatif karier untuk Mark, namun tidak ada yang menarik bagi Mark hingga ibunya menyarankan manajemen hotel. Meskipun Mark tidak terlalu tertarik, dia memutuskan untuk mencoba karena setidaknya dia bisa mendapatkan kebutuhan dasar dan tidak terlalu buruk untuk dijalani sementara waktu. 

Ini membawanya pada wawancara yang gagal di berbagai hotel, hingga akhirnya Arthur menggunakan koneksinya untuk membantu Mark mendapatkan posisi di Savoy. Mark dengan berat hati memulai pekerjaannya di hotel Savoy, menjauh dari impian dan harapan ayahnya, tetapi tetap terikat pada kompromi yang telah dibuat.

Tantangan dan Pencerahan

Di Savoy, Mark menghadapi kenyataan pahit dari pekerjaannya sebagai porter junior, yang jauh lebih menantang dan kurang menguntungkan dibandingkan dengan pekerjaan teman-temannya di pabrik. Dengan jam kerja yang panjang dan tanpa kompensasi untuk lembur yang dia lakukan, Mark mulai merasa putus asa. 

Situasi memburuk ketika Mark berkonflik dengan kepala porter, Sergeant Crann, yang menganggap pekerjaan hotel sebagai perpanjangan dari militer dan tidak memberikan toleransi atau penghargaan terhadap upaya Mark. Perbedaan pandangan ini memuncak ketika Mark kehilangan pekerjaannya sebagai porter karena konfrontasi verbal dengan Crann.

Dengan dukungan manajer hotel, Mark tidak dipecat tetapi dialihkan ke dapur, di mana dia diberi tugas memotong sayuran. Meskipun awalnya ragu dan tidak memiliki pengalaman, Mark pelan-pelan menyesuaikan diri dengan tugas barunya. 

Di dapur, dia bertemu dengan Jacques, maitre chef de cuisine, yang mengajarkan Mark dasar-dasar kuliner dan mengawasi progresnya dengan ketat. Pengalaman di dapur mengubah perspektif Mark, dari rasa tidak suka menjadi menghargai kerajinan dan keterampilan yang diperlukan dalam mempersiapkan makanan.

Mark menghabiskan sisa waktunya di Savoy dengan lebih menghargai pekerjaan dapur, beradaptasi dengan cepat, dan mulai dihargai oleh Jacques dan tim dapur lainnya. Saat mendekati akhir tahun komitmennya, Mark telah menguasai keterampilan dasar kuliner dan bahkan mulai menikmati proses kreatif dalam memasak, sebuah perubahan yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. 

Ini menandai transformasi yang signifikan dalam diri Mark, dari seorang pekerja pabrik yang enggan menjadi seseorang yang berpotensi di dunia kuliner, berkat bimbingan dan kesabaran Jacques.

Realisasi dan Kesuksesan

Saat periode tahunannya di Savoy berakhir, Mark menghadapi keputusan penting tentang masa depannya. Meskipun dia awalnya berencana untuk kembali ke Coventry dan bergabung dengan teman-temannya di pabrik Triumph, pengalaman dan penghargaan yang dia peroleh di dapur Savoy membuka perspektif baru.

 Jacques, yang telah mengenali bakat alami Mark dalam kuliner, menawarkan posisi sebagai commis chef, sebuah kesempatan untuk melanjutkan pengembangan kariernya dalam bidang kuliner.

Mark berada di persimpangan. Di satu sisi, dia ingin kembali ke kehidupan yang nyaman dan akrab bersama teman-temannya di Coventry. Di sisi lain, dia tergoda oleh potensi untuk mencapai sesuatu yang lebih besar dalam dunia kuliner, suatu bidang yang sekarang dia temukan mengasyikkan dan memuaskan. 

Dengan berat hati, Mark menolak tawaran Jacques dan kembali ke Coventry, tetapi segera menyadari bahwa dia telah mengalami perubahan yang tidak bisa dia abaikan.

Tidak lama setelah kembali ke Coventry, dorongan untuk memasak dan menciptakan mendorong Mark untuk kembali ke Paris, di mana dia bergabung dengan Jacques di Hotel George V. Di sana, Mark berkembang sebagai chef, mengasah keterampilannya dan mengambil alih posisi Jacques sebagai maitre chef de cuisine ketika Jacques pensiun. Dari situ, Mark melanjutkan untuk membuka restoran sendiri, Chez Jacques, yang menjadi terkenal dan memperkenalkan "nouvelle cuisine" ke kancah kuliner Paris.

Chez Jacques dengan cepat mendapatkan pengakuan dan bintang Michelin, menegaskan posisi Mark sebagai salah satu chef terkemuka di Prancis. Kesuksesan Mark di Paris memungkinkan dia untuk membuka lebih banyak restoran dan, pada akhirnya, kembali ke London, di mana dia membuka restoran ketiganya di Covent Garden. Kini, setelah tahun-tahun berjuang dan beradaptasi, Mark telah mencapai puncak dunia kuliner, sebuah prestasi yang jauh melebihi ekspektasi awalnya sebagai pekerja pabrik.

Kisah Mark adalah cerita tentang transformasi, ketekunan, dan realisasi potensi pribadi melalui keberanian untuk menerima perubahan dan menantang diri sendiri di luar zona nyaman. Ini adalah pengingat kuat bahwa jalan hidup kita sering kali tidak seperti yang kita rencanakan dan bahwa terkadang, dengan menerima tantangan dan peluang baru, kita dapat menemukan jati diri dan kebahagiaan yang sejati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun