Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Manfaat Psikologis dari Memaafkan Sambil Mengingat

11 Agustus 2024   09:40 Diperbarui: 11 Agustus 2024   09:42 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi "Memaafkan Tapi Tidak Melupakan". (Sumber: Freepik.com)

Mengapa "Memaafkan Tapi Tidak Melupakan" Adalah Mekanisme Pertahanan yang Penting

Memaafkan tetapi tidak melupakan sering kali dipandang sebagai kontradiksi. Namun, menurut berbagai studi psikologi, ini adalah mekanisme pertahanan yang penting yang memungkinkan kita untuk menjaga diri dari pengulangan kesalahan yang sama tanpa harus menahan dendam. Tyler VanderWeele dari Harvard T.H. Chan School of Public Health menekankan bahwa memaafkan berarti mengganti niat buruk terhadap pelaku dengan niat baik, bukan berarti membenarkan tindakan mereka atau mengabaikan keadilan [1].

Menurut studi dari Mayo Clinic, memaafkan dapat meningkatkan kesehatan mental, mengurangi kecemasan, stres, dan permusuhan, serta memperkuat sistem imun dan kesehatan jantung [2]. Hal ini menunjukkan bahwa memaafkan memiliki manfaat substansial bagi kesehatan fisik dan emosional kita. Namun, melupakan sepenuhnya dapat membuat seseorang rentan terhadap perilaku berulang yang merugikan, sehingga penting untuk ingat sebagai bentuk perlindungan diri.

Penelitian dari Association for Psychological Science menunjukkan bahwa memaafkan dapat memfasilitasi proses melupakan secara sengaja, membantu individu menekan detail tentang pelanggaran yang telah dilakukan terhadap mereka [3]. Ini menunjukkan bahwa ada hubungan kompleks antara memaafkan dan melupakan, yang bisa bermanfaat dalam terapi.

Dalam konteks sosial dan relasional, memaafkan tetapi tidak melupakan mungkin juga penting untuk menjaga dinamika yang sehat. Seperti yang diungkapkan dalam studi oleh PLOS ONE, ada perbedaan signifikan antara pengampunan emosional dan keputusan, di mana pengampunan emosional sering kali membawa kepada pelupa insidental tentang ciri-ciri pelanggar yang berkaitan dengan pelanggaran [4].

Dengan demikian, walaupun memaafkan adalah langkah penting menuju pemulihan emosional, tidak melupakan sepenuhnya memberikan pelajaran berharga yang mencegah kita dari kemungkinan bahaya di masa depan. Ini bukan tentang menyimpan dendam, melainkan tentang belajar dari pengalaman masa lalu untuk membentuk masa depan yang lebih sehat dan lebih bijaksana.

Proses Memahami Diri Melalui Pengampunan yang Selektif

Dalam perjalanan memaafkan, banyak yang mengabaikan pentingnya "tidak melupakan" sebagai bagian dari proses pembelajaran dan pertumbuhan pribadi. Menurut penelitian yang dipublikasikan di BMC Psychology, memaafkan dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan seseorang di pertengahan hidup, terutama pada perempuan, dengan mengurangi risiko beberapa penyakit kronis dan meningkatkan kesejahteraan psikologis secara keseluruhan [5].

Memaafkan tidak hanya berarti melepaskan dendam, tetapi juga mempertahankan kesadaran kritis terhadap faktor-faktor yang menyebabkan sakit hati. Dalam sebuah studi oleh Psychological Science, ditemukan bahwa proses memaafkan bisa memudahkan pelupaan sengaja, yang memperkuat ide bahwa memaafkan bisa memfasilitasi pemulihan emosional tanpa harus sepenuhnya menghapus memori pelanggaran [3].

Psikologi positif menunjukkan bahwa memaafkan seseorang tanpa melupakan sepenuhnya memberi kita kesempatan untuk mengubah pengalaman negatif menjadi pelajaran berharga. Fred Luskin, seorang ahli di bidang ini, menyarankan bahwa memahami dan merespons secara positif terhadap kesalahan dapat mengurangi intensitas emosi negatif dan memperkuat ketahanan emosional [6].

Dari sudut pandang praktis, memaafkan tapi tidak melupakan membantu kita mengelola hubungan sosial dengan lebih bijak. Hal ini memungkinkan kita untuk menavigasi interaksi sosial dengan kejelasan tentang siapa yang bisa dipercaya dan dalam konteks apa. Ini menjadi sangat relevan dalam konteks profesional atau ketika menjalin hubungan dengan individu yang sebelumnya telah menunjukkan perilaku yang merugikan.

Oleh karena itu, memaafkan seseorang sambil tetap mempertahankan ingatan tentang kejadian itu tidak hanya sehat dari segi psikologis tetapi juga praktis. Ini bukan tentang memelihara rasa sakit tetapi tentang menggunakan ingatan tersebut sebagai alat untuk melindungi diri sendiri dan memperkuat pertumbuhan pribadi di masa depan. Sebagai langkah menuju kesehatan mental yang lebih baik dan hubungan interpersonal yang lebih kuat, "memaafkan tetapi tidak melupakan" menawarkan jalan tengah yang menguntungkan di antara mengabaikan sepenuhnya dan memendam dendam.

Daftar Bacaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun