Pertandingan Community Shield 2024 antara Manchester United dan Manchester City, yang berakhir dengan kemenangan City melalui adu penalti (7-6), memberikan banyak pelajaran strategis dan individu yang penting.Â
Meski kedua tim bermain imbang 1-1 dalam waktu normal, dinamika pertandingan menunjukkan nuansa taktikal yang signifikan dari kedua manajer.
Manchester City, di bawah asuhan Pep Guardiola, menunjukkan ketangguhan mental dan taktik yang baik, terutama dalam mengelola permainan di menit-menit akhir yang mengarah ke gol penyama oleh Bernardo Silva di menit ke-89. Silva, yang masuk sebagai pemain pengganti, memberikan dampak langsung dengan mencetak gol kepala penting yang membawa pertandingan ke babak penalti.
Di sisi lain, Manchester United, meskipun menunjukkan peningkatan performa dibandingkan pra-musim, terlihat kehilangan fokus di momen kritis.Â
Marcus Rashford dan Jadon Sancho, khususnya, gagal memanfaatkan peluang emas yang diberikan.Â
Sancho, yang menggantikan dari bangku cadangan dan gagal dalam adu penalti, sekali lagi menunjukkan bahwa Wembley adalah tempat sulit baginya, menambah catatan kekalahannya di stadion ini.Â
Rashford, yang dinilai tajam selama pra-musim oleh manajer Erik ten Hag, gagal menunjukkan kepercayaan diri yang dibutuhkan di depan gawang, sebuah indikasi bahwa tekanan untuk mencetak gol mungkin terlalu berat bagi dirinya pada momen ini.
Secara taktis, Ten Hag memilih formasi 4-2-3-1, mencoba mengoptimalkan dinamika di lini tengah dan serangan, namun masih terlihat ada kekurangan dalam penyelesaian akhir.Â
Kekuatan Manchester City di lini tengah, dengan kehadiran pemain seperti Ederson yang bermain sangat penting dalam penalti, juga menunjukkan kedalaman dan kualitas skuad yang mampu mengatasi tekanan tinggi, sebuah aset besar untuk Guardiola dalam persaingan di musim yang akan datang.
Pertandingan ini tidak hanya sekedar menentukan pemenang trofi, tetapi juga menandai ekspektasi dan area perbaikan yang harus dihadapi kedua tim di Premier League musim 2024/25.Â