Selanjutnya, hubungan antara makan dan kebahagiaan juga dibahas oleh Dr. Robert Waldinger, seorang psikiater dari Harvard, yang menyatakan bahwa kebahagiaan sering kali berkaitan dengan pengalaman positif selama makan.Â
Dalam sebuah studi jangka panjang yang dilakukan oleh Harvard Study of Adult Development, ditemukan bahwa orang yang berbagi makanan dengan keluarga atau teman memiliki tingkat kepuasan hidup yang lebih tinggi.
Dengan demikian, menikmati makanan tidak hanya sekadar tentang rasa, tetapi juga tentang pengalaman dan hubungan sosial yang menyertainya.Â
Makan seharusnya menjadi waktu untuk menikmati hidup, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan fisik.Â
Di era di mana stres dan masalah kesehatan mental semakin meningkat, penting untuk menyadari betapa vitalnya menikmati setiap suapan, bukan sekadar melakukan aktivitas makan secara mekanis.
Kunci Sehatnya Jiwa
Tidur merupakan elemen vital yang memengaruhi kesehatan mental seseorang.Â
Seperti yang diungkapkan oleh ahli jiwa tersebut, kemampuan untuk menikmati tidur berkaitan erat dengan kesehatan jiwa.Â
Menurut penelitian yang dilakukan oleh National Sleep Foundation (2020), sekitar 35% orang dewasa melaporkan kurang tidur yang cukup, dan dari mereka, 60% mengalami masalah kesehatan mental, termasuk kecemasan dan depresi.Â
Tidur yang berkualitas berkontribusi pada pemulihan fisik dan mental, dan penelitian menunjukkan bahwa tidur nyenyak dapat meningkatkan mood dan kestabilan emosional.
Salah satu studi yang dilakukan oleh Dr. Matthew Walker di Sleep (2019) menyatakan bahwa tidur selama tujuh hingga delapan jam per malam dapat mengurangi risiko depresi hingga 30%.Â
Selain itu, penelitian oleh CDC (2021) menemukan bahwa orang yang tidur kurang dari tujuh jam per malam memiliki peluang dua kali lipat untuk mengalami masalah kesehatan mental dibandingkan dengan mereka yang mendapatkan tidur yang cukup.Â