Kegagalan Madrid untuk menutup ruang ini memungkinkan Barcelona untuk terus mengancam gawang yang dijaga oleh Thibaut Courtois dengan serangan-serangan yang berbahaya.
***
Barcelona tidak hanya menunjukkan keunggulan dalam skor tetapi juga dalam mengontrol tempo permainan dan taktik di lapangan, yang akhirnya memastikan kemenangan mereka dalam El Clasico edisi ini.Â
Dari sisi Real Madrid, pertandingan ini menjadi pelajaran penting dalam hal kebutuhan untuk meningkatkan koordinasi tim dan mungkin meninjau kembali pendekatan taktikal yang lebih disiplin untuk pertandingan-pertandingan penting mendatang.
Implikasi Strategis dan Pemain Kunci
Pertandingan El Clasico yang berlangsung di New York lebih dari sekadar pertarungan antara dua klub besar; ini adalah ujian taktik dan mental.Â
Dalam babak kedua, ketegangan meningkat seiring Real Madrid berusaha keras untuk menyamakan kedudukan.Â
Serangan demi serangan dilancarkan, namun sering kali terhenti oleh pertahanan Barcelona yang solid, yang dipimpin oleh Marc-Andre ter Stegen dengan beberapa penyelamatan krusial.
Fokus utama dari Real Madrid adalah mendapatkan bola ke Vinicius Jr., yang dinamika dan kecepatannya selalu merepotkan pertahanan lawan.Â
Namun, pergerakannya sering kali terisolasi, dan dukungan dari lini tengah, khususnya dari Luka Modric dan Toni Kroos, tidak cukup efektif untuk membongkar pertahanan Barcelona yang disiplin.Â
Barcelona, di sisi lain, menunjukkan keunggulan dalam transisi cepat dari bertahan ke menyerang, dengan Raphinha dan Ansu Fati memberikan kecepatan dan kreativitas dari sayap.
Salah satu momen kunci dalam pertandingan ini adalah keputusan Hansi Flick untuk melakukan beberapa pergantian pemain yang strategis, yang membantu Barcelona mempertahankan kendali atas pertandingan. Keputusan ini tidak hanya mempengaruhi jalannya pertandingan tetapi juga menunjukkan kedalaman skuad Barcelona dan penggunaan pemain cadangan dengan efektif.