Efisiensi serangan Juventus tampak sangat rendah, menunjukkan masalah dalam penyelesaian akhir yang perlu segera diperbaiki.Â
Menurut laporan dari Opta, rata-rata tembakan tepat sasaran dalam pertandingan pramusim seharusnya berada di kisaran 60-70% untuk tim sekelas Juventus, tetapi angka ini menunjukkan performa yang jauh di bawah standar.
Kekalahan 0-3 juga menyoroti kelemahan defensif yang serius.Â
Gawang Juventus kebobolan tiga kali, dengan dua gol terjadi pada 10 menit terakhir pertandingan.Â
Ini menunjukkan kurangnya fokus dan ketahanan mental yang sering kali menjadi masalah bagi tim yang belum sepenuhnya siap secara fisik dan taktik.Â
Thiago Motta perlu bekerja keras untuk memperkuat lini pertahanan jika ingin menghindari hasil serupa di pertandingan berikutnya.
Menurut data dari Squawka, Juventus hanya melakukan lima intersep sepanjang pertandingan, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan rata-rata mereka di Serie A musim lalu yang mencapai 12 intersep per pertandingan.Â
Selain itu, tingkat keberhasilan tekel mereka hanya mencapai 57%, dibandingkan dengan rata-rata 68% di liga domestik.Â
Angka-angka ini menegaskan bahwa Juventus kesulitan dalam merebut kembali penguasaan bola dan mempertahankan tekanan terhadap lawan.
Di lini tengah, Juventus juga menunjukkan kurangnya kreativitas.Â
Manuel Locatelli yang diharapkan bisa menjadi motor serangan, gagal memberikan kontribusi signifikan.Â