Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menyikapi Hemodialisis di Kalangan Anak Muda

22 Juli 2024   07:00 Diperbarui: 22 Juli 2024   07:16 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kasus hemodialisis pada kalangan anak muda sempat menjadi trending topik di twitter/X beberapa waktu lalu. 

Ini mengundang keprihatinan masyakarat di Indonesia, beberapa media online mengupas masalah ini. Berikut analisis saya menanggapi hal ini.

Tren meningkatnya kasus hemodialisis di kalangan anak muda merupakan sebuah isyarat kritis tentang pergeseran pola kesehatan yang dipicu oleh gaya hidup. 

Penelitian yang dilakukan di berbagai negara menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara konsumsi minuman kemasan yang tinggi gula dan peningkatan risiko penyakit ginjal kronis yang bisa berujung pada kebutuhan dialisis.

Di Singapura, studi menunjukkan bahwa lebih dari setengah minuman kemasan yang dijual mengandung kadar gula yang tinggi, yang berdampak negatif pada kesehatan ginjal. 

Sementara itu, di Australia, prevalensi konsumsi minuman manis yang tinggi sering kali dikaitkan dengan masalah kesehatan jangka panjang seperti obesitas dan diabetes tipe 2, yang juga merupakan faktor risiko utama penyakit ginjal.

Kasus di Amerika Serikat pun tidak jauh berbeda, di mana tren meningkatnya penggunaan hemodialisis di antara populasi yang lebih muda diperburuk oleh prevalensi diabetes dan hipertensi yang tinggi, kondisi yang sering kali diperparah oleh diet tinggi gula dan rendah nutrisi. 

Hal ini menegaskan pentingnya edukasi kesehatan yang lebih mendalam terhadap anak muda mengenai bahaya konsumsi gula berlebih dan gaya hidup yang kurang aktif.

Pentingnya peran orangtua dalam membimbing dan mengawasi konsumsi gizi anak-anak mereka menjadi sangat krusial di sini. 

Edukasi tentang nutrisi harus dimulai dari rumah, dengan orangtua sebagai contoh pertama dan utama dalam memilih jenis asupan yang lebih sehat. 

Dukungan pada regulasi yang membatasi pemasaran dan ketersediaan minuman berenergi tinggi gula di sekolah-sekolah dan lingkungan anak muda dapat menjadi salah satu langkah preventif yang efektif.

Di tengah situasi yang memprihatinkan ini, langkah strategis dan sinergis antara pemerintah, lembaga kesehatan, dan sektor pendidikan menjadi sangat penting untuk mengurangi tren negatif ini. 

Program-program edukasi kesehatan yang menarik dan relevan dengan kehidupan anak muda, serta kampanye kesehatan publik yang kuat, perlu digalakkan untuk mencegah peningkatan kasus penyakit ginjal yang memerlukan hemodialisis di masa depan.

Kita perlu mempertanyakan dan merevisi pendekatan kita terhadap kesehatan dan pendidikan nutrisi, terutama dalam menghadapi tantangan yang diperparah oleh tren konsumsi yang tidak sehat di kalangan generasi muda.

Orangtua dan guru harus menjadi role model dalam mempraktikkan kebiasaan makan yang sehat. 

Keterlibatan mereka dalam program sekolah seperti "canteen day" yang menyajikan makanan sehat dan diskusi terbuka tentang pengaruh diet terhadap kinerja akademik dan kesehatan jangka panjang, bisa sangat memengaruhi preferensi dan kebiasaan makan siswa.

Selain itu, pemerintah dan lembaga terkait harus proaktif dalam menyediakan fasilitas dan program yang mendukung aktivitas fisik sebagai bagian dari gaya hidup sehat. 

Keberadaan fasilitas olahraga yang memadai dan program ekstrakurikuler yang menarik bisa mendorong lebih banyak anak muda untuk bergerak aktif, yang tidak hanya membantu mengatur berat badan tetapi juga mengurangi risiko penyakit kronis seperti penyakit ginjal.

***

Memerangi tren meningkatnya kasus hemodialisis di kalangan anak muda memerlukan kolaborasi yang kuat antara pendidikan, keluarga, dan kebijakan kesehatan publik. 

Pendidikan yang efektif, dukungan keluarga yang kuat, serta kebijakan yang mendukung kesehatan publik adalah tiga pilar utama yang harus diperkuat untuk menghadapi masalah kesehatan yang serius ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun