Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Diversifikasi Pasar, Solusi atasi Penurunan Nilai Ekspor Indonesia di Paruh Waktu 2024

19 Juli 2024   22:46 Diperbarui: 19 Juli 2024   22:48 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam menyikapi dinamika ekspor dan impor yang terjadi, Indonesia perlu merancang strategi yang efektif untuk tidak hanya mempertahankan surplus perdagangan, tapi juga meningkatkan keberlanjutan dan ketahanan ekonominya. Evaluasi mendalam terhadap data setengah tahun pertama 2024 mengungkapkan beberapa aspek penting yang dapat dijadikan pijakan dalam menetapkan kebijakan dan inisiatif.

(Sumber: Bps.go.id)
(Sumber: Bps.go.id)

Pertama, dalam konteks peningkatan ekspor, Indonesia harus lebih proaktif dalam memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas dan regional yang telah dijalin. Dengan memanfaatkan preferensi tarif yang ada, produk-produk Indonesia, khususnya di sektor nonmigas seperti pertanian dan industri pengolahan, dapat bersaing lebih efektif di pasar global. Selain itu, peningkatan kualitas dan branding produk lokal akan membantu meningkatkan persepsi dan penerimaan di pasar internasional.

Kedua, mengenai diversifikasi pasar, harus ada upaya lebih lanjut untuk menjelajahi pasar baru dan kurang dieksploitasi. Data menunjukkan bahwa Tiongkok, Amerika Serikat, dan India adalah pasar utama untuk ekspor Indonesia. Diversifikasi pasar tidak hanya mengurangi ketergantungan pada pasar-pasar utama yang ada tapi juga memperluas cakupan untuk menangkap peluang di negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat seperti negara-negara di Afrika dan Amerika Latin.

Ketiga, mengenai peningkatan impor, terutama di sektor barang modal dan bahan baku, menunjukkan kebutuhan untuk mendukung industri dalam negeri. Kebijakan yang mendukung investasi dalam kapasitas produksi lokal dan peningkatan efisiensi dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor. Selain itu, pengembangan sektor energi terbarukan dapat mengurangi impor bahan bakar fosil, yang seringkali menyumbang signifikan terhadap nilai impor.

Keempat, peningkatan infrastruktur perdagangan dan logistik juga vital. Memperbaiki efisiensi logistik domestik dan internasional akan menurunkan biaya ekspor dan membuat produk Indonesia lebih kompetitif. Program-program peningkatan kapasitas pelabuhan dan sistem pengangkutan dapat memainkan peran penting dalam hal ini.

Terakhir, pemerintah dan pelaku industri harus berkolaborasi untuk meningkatkan kompetensi SDM yang berkaitan dengan perdagangan internasional. Peningkatan kemampuan negosiasi perdagangan, pemahaman regulasi ekspor-impor internasional, serta keterampilan dalam e-commerce lintas batas adalah esensial untuk mengoptimalkan potensi ekspor.

Mengingat semua faktor ini, langkah-langkah progresif dan terkoordinasi antara pemerintah dan sektor swasta akan menjadi kunci dalam memperkuat posisi Indonesia di kancah perdagangan global. Keterpaduan antara peningkatan produksi domestik, pengelolaan impor, dan ekspansi pasar ekspor akan menentukan bagaimana Indonesia dapat memanfaatkan dinamika global untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun