Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sinopsis Cerita Pendek "Not For Sale" Karya Jeffrey Archer (21)

12 Juli 2024   05:25 Diperbarui: 12 Juli 2024   05:28 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cerita pendek "Not For Sale". (Created by Bing Image Creator) 

Awal Petualangan

Sally Summers, seorang seniman muda berbakat, memulai perjalanan kariernya dengan penuh harapan setelah meraih beasiswa teratas di Slade School of Fine Art. Dengan reputasi sebagai pelukis yang menjanjikan, Sally mendapat banyak pujian dari para guru dan seniman senior selama masa studinya. Meskipun ia merasa bangga, Sally juga merasa tidak yakin akan bakatnya sendiri.

Di tahun terakhirnya di Slade, Sally berhasil memenangkan dua penghargaan bergengsi, yaitu Mary Rischgitz Prize untuk lukisan minyak dan Henry Tonks Prize untuk gambar, sebuah pencapaian langka yang menegaskan bakatnya. Namun, keberhasilan akademis ini tidak mengurangi keraguan Sally tentang jalan yang harus ia tempuh: bergabung dengan agen iklan, menjadi guru seni, atau berjuang untuk menggelar pameran solo.

Dengan dukungan orang tuanya yang mempercayai bakatnya, Sally memutuskan untuk mengambil risiko. Ia menghabiskan enam bulan berikutnya dengan bekerja keras, menciptakan karya-karya yang tidak ia perlihatkan kepada siapa pun, takut kritik tidak jujur dari teman dan keluarganya. Sally hanya ingin pendapat dari para profesional galeri dan publik pembeli yang lebih kejam.

Setelah menyelesaikan dua puluh tujuh karya, Sally merasa saatnya untuk memperkenalkan karyanya kepada dunia. Dengan perasaan campur aduk, ia membawa beberapa lukisannya ke London, menghadapi rasa takut dan kecemasan yang besar. Kritik dan penolakan yang mungkin dihadapinya di kota besar itu menambah berat langkahnya menuju masa depan yang masih tidak pasti.

Menghadapi Dunia Seni

Setelah hari yang melelahkan dan penuh penolakan di London, Sally merasa putus asa. Namun, kegigihan dan keinginan untuk mendapatkan penilaian yang jujur mendorongnya untuk mencoba lagi keesokan harinya. Ia memutuskan untuk mengunjungi Galeri Simon Bouchier, sebuah pilihan yang terinspirasi oleh kematian baru-baru ini dari Muriel Pemberton, seorang seniman yang karyanya Sally kagumi. Di galeri tersebut, Sally akhirnya mendapatkan kesempatan untuk memamerkan karyanya.

Pengalaman pertama Sally di galeri itu berawal dengan kecanggungan, tetapi berubah menjadi momen kritis ketika pemilik galeri, Simon Bouchier, memperhatikan karyanya. Meskipun awalnya skeptis, Simon terkesan dengan keaslian dan kualitas teknik Sally. Ia menawarkan Sally kesempatan untuk meninggalkan karyanya di galeri dan menjanjikan pertemuan lanjutan.

Keberhasilan kecil ini memberikan Sally dorongan kepercayaan diri yang sangat dibutuhkan. Selama beberapa bulan berikutnya, Sally bekerja tanpa lelah, terinspirasi oleh seniman-seniman besar dan dorongan dari Simon untuk fokus pada karya yang asli dan berani. Pencapaian Sally tumbuh seiring karyanya mulai mendapatkan pengakuan, meskipun di jalanan Sally masih bergulat dengan ketidakpastian karier artistik.

Pertemuan kebetulan dengan Tony Flavelli, seorang kolektor serius yang terkesan dengan karyanya, menambahkan dimensi baru dalam hidup Sally. Tony, dengan kehadiran dan pesonanya yang menarik, menjadi kepentingan romantis dan pendukung karier Sally. Mereka cepat membangun hubungan yang mendalam, dimana Tony menawarkan Sally dukungan emosional dan koneksi dalam dunia seni yang elit.

Sementara persiapan untuk pameran pertama Sally di galeri Simon Bouchier berlangsung, hubungan Sally dan Tony berkembang. Namun, dengan setiap langkah maju dalam kariernya, tekanan untuk berhasil dan memenuhi harapan semakin meningkat. Sally merasa tertekan antara keinginan untuk memenuhi potensinya sebagai seniman dan ketakutan akan kemungkinan kegagalan yang dapat menghancurkan peluangnya untuk sukses jangka panjang.

Puncak dan Resolusi

Hari besar telah tiba: pembukaan pameran pertama Sally di Galeri Simon Bouchier. Sally merasa campur aduk antara kegembiraan dan kekhawatiran. Pameran tersebut berlangsung luar biasa; semua karyanya terjual habis pada malam pembukaan, sebuah keberhasilan yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Ulasan kritis yang positif menambah validasi atas karyanya, menandai Sally sebagai seniman yang memiliki potensi besar di masa depan.

Namun, kesuksesan ini tidak datang tanpa harganya. Di tengah-tengah kegembiraan dan keriuhan pameran, sebuah insiden yang tidak terduga terjadi. Sally terlibat dalam sebuah kecelakaan yang serius, yang hampir merenggut nyawanya dan memaksa dia untuk menghabiskan waktu yang signifikan dalam pemulihan. Peristiwa ini membawa perhatian media yang besar, tidak hanya terhadap karyanya tetapi juga pada kisah pribadi Sally, yang secara ironis meningkatkan profilnya lebih jauh dalam dunia seni.

Dalam momen-momen sulit ini, Tony dan Simon tetap mendukung Sally. Tony, yang perhatiannya dan ketertarikannya pada Sally tampak semakin dalam, terus menjadi kekuatan pendorong di sisi Sally, membantunya melewati masa-masa sulit pemulihan. Kecelakaan tersebut, sekaligus perhatian media yang dihasilkan, secara paradoks memperkuat posisi Sally di dunia seni, membuatnya menjadi bahan pembicaraan tidak hanya karena karyanya tetapi juga kisah pribadinya.

Setelah pulih, Sally menghadapi tekanan baru untuk mempertahankan momentum kariernya. Simon, menyadari peluang yang ditawarkan oleh perhatian baru terhadap Sally, segera merencanakan pameran kedua. Sally, meskipun masih berjuang dengan dampak fisik dan emosional dari kecelakaan itu, termotivasi oleh kesuksesan baru-baru ini dan dukungan terus-menerus dari Tony dan komunitas seni, berkomitmen untuk menciptakan karya baru yang lebih menantang dan inovatif.

Dalam menghadapi semua rintangan ini, Sally menyadari betapa pentingnya ketahanan dan keberanian dalam menghadapi ketidakpastian. Pengalamannya mengajarkannya bahwa keberhasilan sejati sering datang dari keberanian untuk mengambil risiko dan kemampuan untuk bertahan melalui masa-masa sulit. Dengan dukungan dari orang-orang yang mencintainya dan kepercayaan pada bakatnya sendiri, Sally Summers melangkah ke masa depan dengan keyakinan bahwa dia bisa mengatasi tantangan apa pun yang mungkin muncul di jalannya sebagai seniman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun