Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengoptimalkan Peluang E-Commerce Indonesia di Pasar Global

9 Juli 2024   06:45 Diperbarui: 9 Juli 2024   06:58 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dinamika Ekonomi Digital Indonesia: Tinjauan Sektor E-Commerce 2022

Publikasi "Statistik eCommerce 2022/2023" yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menawarkan wawasan mendalam tentang ekosistem e-commerce Indonesia, yang mengalami pertumbuhan signifikan sejak pandemi COVID-19. Transformasi digital yang memaksa pergeseran dari transaksi offline ke online terbukti dari data yang menunjukkan peningkatan jumlah usaha e-commerce yang beroperasi secara komersial, mencapai 2.995.986 usaha pada tahun 2022, tumbuh sebesar 4,46% dari tahun sebelumnya.

Data ini menegaskan kekuatan sektor e-commerce dalam ekonomi digital Indonesia, di mana 95,17% usaha menggunakan media sosial dan pesan instan untuk bertransaksi. Menariknya, meskipun e-commerce berkembang, mayoritas usaha (73,47%) masih berorientasi pada konsumen akhir tanpa melibatkan perantara atau agen, yang menggambarkan struktur pasar yang didominasi oleh transaksi langsung ke konsumen. Selain itu, hampir semua usaha e-commerce (90,43%) beroperasi dalam model hybrid, menjalankan aktivitas baik online maupun offline.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh sektor ini adalah rendahnya kepemilikan laporan keuangan, dengan hanya 20,72% usaha yang memiliki dokumen ini. Ini menunjukkan sebuah kesenjangan dalam kesiapan administratif dan pengelolaan bisnis yang mungkin menghambat kemampuan usaha untuk menarik investasi atau kredit.

Dalam hal metode pembayaran, Cash on Delivery (COD) masih mendominasi, digunakan oleh 82,26% usaha, menunjukkan preferensi konsumen Indonesia terhadap transaksi tatap muka dan pembayaran tunai pada saat pengiriman. Ini juga mencerminkan tantangan logistik dan kepercayaan yang masih perlu dibenahi dalam ekosistem e-commerce Indonesia.

Adapun distribusi geografis usaha e-commerce, pulau Jawa masih menjadi pusat aktivitas dengan 76,38% usaha berlokasi di pulau tersebut. Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah menjadi tiga provinsi dengan aktivitas e-commerce terbanyak. Kondisi ini menyoroti masih adanya ketimpangan infrastruktur digital dan ekonomi antar wilayah di Indonesia.

Secara keseluruhan, data ini memberikan gambaran yang kuat tentang dinamika sektor e-commerce di Indonesia, menunjukkan potensi pertumbuhan yang besar namun juga memperlihatkan beberapa area yang memerlukan perhatian serius untuk pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Khususnya, perlunya pendidikan dan pelatihan bagi pelaku usaha e-commerce agar dapat meningkatkan keterampilan dan kapasitas administratif mereka, serta strategi pemerintah yang mendukung penyebaran kegiatan e-commerce lebih merata di seluruh nusantara.

Refleksi dan Strategi: Memajukan E-Commerce Indonesia di Masa Depan

Mengingat momentum pertumbuhan e-commerce yang signifikan di Indonesia, ada beberapa aspek kritis yang perlu direfleksikan untuk memperkuat sektor ini di masa depan. Pertama, mengatasi kendala permodalan adalah kunci. Survei menunjukkan bahwa 36,84% usaha e-commerce mengalami kesulitan dalam hal permodalan, yang menghambat ekspansi dan inovasi. Langkah yang mungkin adalah pengembangan program kredit mikro yang lebih luwes dan akses ke modal ventura yang ditargetkan untuk start-up dan usaha kecil di sektor e-commerce.

Penting juga untuk memperhatikan faktor pendidikan dan pelatihan. Dengan hanya 4,42% usaha yang mendapatkan pelatihan terkait pemanfaatan teknologi informasi, dan kebanyakan di antaranya hanya mendapatkan pelatihan dasar, terdapat kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kompetensi digital di antara pelaku usaha e-commerce. Program pelatihan harus diperluas dan dikurasi untuk membekali para pelaku usaha dengan keterampilan yang diperlukan untuk bersaing di pasar global yang semakin digital.

(Sumber: Bps.go.id)
(Sumber: Bps.go.id)

Lebih jauh, penggunaan internet di sektor ini sangat dominan dengan paket data prabayar, yang digunakan oleh 96,36% usaha. Ini mengindikasikan pentingnya infrastruktur telekomunikasi yang andal dan terjangkau. Pemerintah bersama dengan penyedia layanan internet perlu berkolaborasi untuk meningkatkan akses dan kecepatan internet, terutama di luar pulau Jawa, untuk mendukung pertumbuhan e-commerce di daerah tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun