Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kapan dan Bagaimana Menantang Bos

8 Juli 2024   11:01 Diperbarui: 8 Juli 2024   11:03 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menantang bos. (Sumber: Freepik/master1305)

 

Mengenal Rayuan Maut Bos

Di era kerja modern, banyak pekerja mengalami tekanan dari permintaan mendadak atau berlebihan yang seringkali tidak masuk akal dari para bos mereka. Berdasarkan beberapa studi dan opini ahli dari berbagai sumber, kita dapat melihat bagaimana pekerja di berbagai negara menangani tantangan ini.

Pertama, penting untuk memahami batasan kapasitas kerja kita sendiri. Menolak permintaan yang tidak realistis bukan berarti kita tidak kooperatif, tetapi lebih pada menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. Sebuah artikel dari GovLoop menekankan pentingnya berbicara terbuka tentang kapasitas dan prioritas kerja saat berhadapan dengan permintaan yang tidak masuk akal. Mengutarakan secara jelas tugas-tugas yang sedang dihadapi dan dampaknya terhadap kapasitas kerja adalah langkah awal yang baik [1].

Di Hong Kong, misalnya, tekanan kerja sangat tinggi dan sering kali karyawan merasa dipaksa untuk bekerja melebihi batas. Di sini, pentingnya mengutarakan pendapat dan mencari solusi bersama antara karyawan dan pengelola menjadi kunci untuk mengurangi stres kerja [2].

Selain itu, mengimplementasikan sistem kerja yang lebih efisien juga dapat menjadi solusi. Sebuah inisiatif di sektor kesehatan menunjukkan bahwa dengan menambahkan peran asisten medis untuk membantu dokter, tingkat kepuasan kerja meningkat signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan desain kerja dengan menambahkan sumber daya manusia atau mengoptimalkan alur kerja bisa sangat membantu [3].

Dalam konteks global, banyak perusahaan mulai menerapkan konsep kerja empat hari seminggu tanpa pengurangan upah, yang terbukti meningkatkan kesejahteraan karyawan dan produktivitas kerja. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengurangan jam kerja dapat mengurangi kelelahan dan meningkatkan kepuasan kerja secara umum [3].

Dengan memahami berbagai strategi dan praktek yang telah diterapkan di berbagai tempat, kita bisa mengambil pelajaran untuk menghadapi dan menangani rayuan maut bos yang seringkali mengganggu keseimbangan hidup dan kerja kita. Dengan berbagi pengalaman dan solusi ini, kita dapat membantu satu sama lain untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif.

Strategi Menanggapi Permintaan Berlebihan

Menghadapi permintaan yang tidak masuk akal dari atasan memerlukan keberanian dan strategi komunikasi yang efektif. Banyak profesional telah membagikan pengalaman dan teknik mereka dalam menangani situasi seperti ini dengan cara yang menjaga hubungan profesional tetap baik.

Pertama, penting untuk menyiapkan pembicaraan dengan atasan dengan skenario yang sudah dipertimbangkan. Dari sumber The Muse, disarankan untuk menulis skrip atau poin-poin bicara terlebih dahulu, sehingga ketika berbicara dengan atasan, pesan yang ingin disampaikan bisa jelas dan terstruktur. Hal ini membantu mengurangi kecemasan dan memastikan bahwa tujuan pembicaraan tercapai tanpa meninggalkan kesan negatif [4].

Selanjutnya, menawarkan alternatif ketika mengatakan 'tidak' dapat menjadi strategi yang sangat efektif. Alih-alih menolak permintaan atasan secara langsung, mencoba mengajukan solusi lain atau membagi tugas tersebut dengan rekan kerja bisa menjadi jalan keluar yang konstruktif. Hal ini tidak hanya menunjukkan inisiatif, tetapi juga kemampuan dalam manajemen sumber daya dan waktu yang baik [1].

Selain itu, memahami prioritas kerja sendiri dan secara terbuka mendiskusikannya dengan atasan juga sangat penting. Studi dari The Work and Well-Being Initiative menunjukkan bahwa diskusi tentang prioritas dan beban kerja yang transparan dengan atasan bisa mengurangi stres dan meningkatkan kepuasan kerja [3]. Diskusi ini bisa membantu menyesuaikan harapan dan juga mengklarifikasi tugas yang paling kritis yang perlu dikerjakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun