Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Thiago Alcantara, Pensiun Muda, Akhir Karir yang Gemilang

8 Juli 2024   06:40 Diperbarui: 8 Juli 2024   06:58 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Thiago Alcantara. (Foto: Getty Images)

Thiago Alcntara, Akhir dari Babak Bersejarah

Pengumuman pensiun Thiago Alcntara di usia 33 mengejutkan dunia sepakbola. Keputusan ini datang setelah kontraknya dengan Liverpool berakhir, menandai akhir dari periode empat tahun yang penuh tantangan dan prestasi di Anfield. Selama karirnya, Thiago dikenal dengan teknik yang menakjubkan dan kemampuannya mengendalikan ritme permainan, kualitas yang membuatnya dianggap sebagai salah satu gelandang terbaik di dunianya.

Thiago memulai karirnya di akademi Barcelona, La Masia, sebelum membuat debut seniornya pada 2009. Di Barcelona, ia berhasil memenangkan banyak trofi, termasuk empat gelar La Liga dan satu Liga Champions. Pindah ke Bayern Munich pada 2013, Thiago mencapai puncak karirnya, memenangkan tujuh gelar Bundesliga dan satu Liga Champions lagi, menjadikannya bagian penting dari kesuksesan klub Jerman tersebut.

Karirnya di Liverpool, meskipun dipenuhi dengan cedera, tetap berhasil dengan memenangkan Piala FA dan Piala Carabao. Meskipun cedera menghambat banyak penampilannya, Thiago berhasil tampil dalam momen-momen penting, termasuk memenangkan Piala FA melalui adu penalti melawan Chelsea dan beberapa performa krusial di Liga Champions. Namun, kerapnya cedera membuatnya sulit untuk konsisten bermain, yang akhirnya mempengaruhi keputusannya untuk pensiun.

Pengaruh Thiago tidak hanya terasa di lapangan, tetapi juga di luar lapangan, di mana ia sangat dihormati oleh rekan satu tim dan penggemar karena sikapnya yang profesional dan dedikasinya terhadap permainan. Keputusannya untuk pensiun bukan hanya penutupan bagi karir yang gemilang, tetapi juga awal dari babak baru dalam hidupnya, yang, menurut laporan, akan tetap melibatkan sepakbola dalam kapasitas yang berbeda.

Sebagai penggemar sepakbola, kita mungkin merasa kehilangan saat melihat pemain sekaliber Thiago meninggalkan panggung terbesar. Namun, pengunduran dirinya juga mengingatkan kita pada realitas fisik dan mental dari olahraga profesional, serta keputusan pribadi yang harus dihadapi oleh setiap atlet dalam mengatur jalan mereka sendiri, baik di dalam maupun di luar lapangan.

Refleksi dan Masa Depan Thiago Alcntara Setelah Pensiun

Pensiun dari sepakbola profesional pada usia 33, Thiago Alcntara meninggalkan warisan yang sulit untuk dilupakan. Meskipun sering dibayangi oleh cedera, Thiago tetap memberikan kontribusi signifikan saat ia fit untuk bermain. Dari 98 penampilannya untuk Liverpool, Thiago menunjukkan kelasnya sebagai pemain tengah dengan kemampuan mengontrol permainan, menghasilkan momen-momen magis yang diingat oleh para penggemar.

Analisis nilai pasar Thiago sepanjang kariernya menunjukkan fluktuasi yang mencerminkan perjalanan profesionalnya. Pada puncaknya pada Maret 2019, nilai pasar Thiago mencapai 70 juta, menandai pengakuan atas keterampilan dan pengaruhnya di lapangan. Namun, nilai ini menurun secara bertahap seiring bertambahnya usia dan masalah cedera yang dialaminya, hingga mencapai 10 juta pada 2024, sejalan dengan keputusannya untuk pensiun. Penurunan ini mencerminkan dampak langsung dari cedera terhadap karir pemain sepakbola dan bagaimana hal itu bisa memengaruhi nilai mereka di pasar transfer.

Grafik perkembangan nilai transfer Thiago selama debutnya di sepakbola. (Sumber: Transfermarkt.com)
Grafik perkembangan nilai transfer Thiago selama debutnya di sepakbola. (Sumber: Transfermarkt.com)

Dampak dari kehadiran Thiago di lapangan bisa dirasakan tidak hanya melalui kehadirannya dalam pertandingan penting tetapi juga melalui pengaruhnya di ruang ganti. Sebagai seorang profesional yang dikagumi, ia memberikan contoh bagi pemain muda dalam hal etika kerja dan dedikasi. Pengakuan ini tidak hanya datang dari rekan setimnya tetapi juga dari para pelatih yang telah bekerja dengannya, menunjukkan bahwa Thiago adalah lebih dari sekadar pemain; ia adalah mentor dan inspirasi.

Selain itu, Thiago juga mengakui cinta dan dukungan yang ia terima dari para penggemar, yang membantu mengubah periode di Liverpool menjadi pengalaman yang mengubah hidupnya. Dalam pesan perpisahannya, ia mengungkapkan rasa terima kasihnya yang mendalam kepada penggemar Liverpool, menggarisbawahi hubungan spesial yang telah terbentuk selama empat tahun keberadaannya di klub.

Dengan berakhirnya karirnya sebagai pemain, Thiago kini melihat ke depan untuk bab baru dalam hidupnya yang masih berkaitan dengan sepakbola. Meski rincian tentang langkah selanjutnya masih belum jelas, ada spekulasi bahwa ia mungkin memasuki dunia pelatih atau analisis, yang mana akan memungkinkan dia untuk menggunakan pengalaman dan pengetahuannya dalam sepakbola untuk membimbing generasi berikutnya.

Pensiunnya Thiago adalah pengingat akan kejamnya dunia sepakbola profesional yang sering kali tak kenal ampun dengan tantangan fisiknya. Namun, cerita seperti Thiago menunjukkan bagaimana atlet bisa mengadaptasi dan memilih jalan mereka sendiri, baik selama maupun setelah karir mereka di lapangan. Ini adalah sebuah pelajaran tentang ketangguhan, adaptasi, dan perencanaan masa depan yang cermat, yang penting tidak hanya untuk atlet tetapi bagi siapa saja yang menghadapi perubahan fase dalam hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun