Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sinopsis Cerita Pendek "An Eye For An Eye" Karya Jeffrey Archer (6)

27 Juni 2024   06:39 Diperbarui: 27 Juni 2024   06:41 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi suasana persidangan. (Created by Bing Image Creator)

Kejadian krusial terjadi ketika Sir Matthew, dalam sebuah gerakan dramatis, menjatuhkan cangkir kopi untuk menguji reaksi Mary terhadap suara tiba-tiba. Mary tidak bereaksi seolah-olah ia benar-benar buta, tetapi kemudian terungkap bahwa ia sebenarnya dapat melihat, sebuah fakta yang dia sembunyikan untuk memperkuat pembelaannya. Pengungkapan ini mengejutkan semua yang hadir, termasuk tim pembelaannya sendiri.

Dengan bukti baru ini, Sir Matthew dan timnya terpaksa mengubah strategi. Mereka bergerak untuk menegosiasikan pembelaan terhadap tuduhan yang lebih ringan, dengan mengakui beberapa tingkat kesalahan sambil tetap menekankan kondisi kekerasan yang telah dialami Mary. Negosiasi dengan penuntutan mengarah pada kesepakatan yang memungkinkan Mary untuk menghindari hukuman yang lebih berat dengan mengaku bersalah terhadap tuduhan yang lebih rendah.

Sidang berakhir dengan keputusan yang mencerminkan kompleksitas moral dan hukum dari kasus tersebut. Mary dijatuhi hukuman yang lebih ringan berkat pengakuan kesalahannya dan pengaruh Sir Matthew yang kuat di pengadilan. Namun, kasus ini meninggalkan banyak pertanyaan tentang batas-batas keadilan, kebenaran, dan penebusan.

Sir Matthew, meskipun berhasil dalam mengurangi hukuman untuk Mary, merenungkan dampak pribadi dari kasus ini terhadap keyakinan dan nilai-nilainya sebagai pengacara. Ia terpaksa menghadapi realitas bahwa terkadang, keadilan yang dicari melalui sistem hukum mungkin tidak selalu membawa kebenaran yang sepenuhnya murni atau kepuasan moral.

Kasus Mary Banks, dengan semua kekacauan dan kepahitannya, bertindak sebagai cerminan dari dilema yang sering dihadapi oleh mereka yang berada di garis depan sistem keadilan pidana, menantang mereka untuk terus mencari kebenaran dalam kesulitan dan kerumitan yang tak terelakkan dari kehidupan manusia.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun