Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sinopsis Cerita Pendek "An Eye For An Eye" Karya Jeffrey Archer (6)

27 Juni 2024   06:39 Diperbarui: 27 Juni 2024   06:41 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengungkapan Kasus

Mary Banks, seorang wanita berusia 37 tahun, dituduh melakukan pembunuhan keji terhadap suaminya, Bruce Banks. Kasus ini ditangani oleh Sir Matthew Roberts, QC, seorang pengacara berpengalaman yang tidak yakin dengan pembelaan Mary yang mengklaim dirinya tidak bersalah. Mary, yang kini mengaku buta akibat kekerasan yang dilakukan Bruce sebelum kematiannya, berada di rumah sakit pada waktu dugaan pembunuhan. Dia dituduh telah membunuh suaminya dengan kapak dan menyembunyikan jasadnya di bawah kandang babi. Keadaan ini menimbulkan banyak pertanyaan mengenai kemungkinan dia melakukan tindak pidana tersebut.

Sementara itu, Sir Matthew mempersiapkan strategi pembelaannya dengan mempertimbangkan potensi mengurangi tuduhan menjadi pembunuhan tidak berencana. Dalam persiapan ini, dia diberikan dukungan oleh Bernard Casson, seorang pengacara konservatif, dan Hugh Witherington, seorang junior counsel yang kurang berpengalaman. Ketiganya berdiskusi tentang kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam kasus ini, termasuk bagaimana membawa bukti dan saksi yang dapat mendukung klaim Mary bahwa dia tidak bersalah.

Mary bersikeras pada ketidakbersalahannya, mengemukakan bahwa dia tidak mungkin melakukannya karena kondisinya yang buta dan berada di rumah sakit saat kejadian. Sir Matthew, meskipun skeptis, mengakui adanya kerumitan dalam membuktikan kesalahan Mary mengingat latar belakang penganiayaan yang telah dia alami. Namun, dia juga menyadari bahwa bukti-bukti fisik seperti darah Mary pada pakaian Bruce dan rambutnya pada alat pembunuhan menyulitkan pembelaannya.

Diskusi mereka juga menyentuh pada pentingnya pendekatan juri dan bagaimana opini publik mungkin memengaruhi hasil sidang. Bernard dan Sir Matthew merenungkan strategi untuk meyakinkan Mary agar mengubah pembelaannya, sementara juga mempersiapkan untuk kemungkinan bahwa dia tetap pada keputusannya untuk tidak mengakui bersalah.

Persidangan dan Pertarungan Strategi

Sidang Mary Banks dimulai dengan suasana tegang. Sir Matthew Roberts, yang mewakili Mary, mencoba menggali lebih dalam kehidupan rumah tangga Mary yang penuh kekerasan untuk membela kliennya. Di hadapan juri, ia memaparkan bukti dan kesaksian yang menunjukkan bahwa Mary telah menderita kekerasan fisik dan psikis selama bertahun-tahun di tangan Bruce, yang secara teori bisa membenarkan tindakannya dalam kondisi tertentu sebagai bentuk pembelaan diri.


Di sisi lain, jaksa penuntut menekankan pada bukti fisik yang kuat yang mengaitkan Mary dengan pembunuhan brutal tersebut. Mereka menunjukkan bahwa meskipun Mary mengklaim buta, bukti forensik seperti darahnya di baju Bruce dan rambutnya di kapak pembunuhan, serta sidik jari di alat penggali kubur, sangat mengindikasikan keterlibatannya dalam tindak kekerasan tersebut. Penuntut berargumen bahwa kisah kebutaan Mary terlalu nyaman sebagai alasan dan menimbulkan keraguan tentang validitas klaim tersebut.

Selama sidang, Sir Matthew mencoba menantang kredibilitas beberapa saksi penuntut, menyoroti kelemahan dalam penanganan bukti dan mempertanyakan integritas investigasi polisi. Ia juga menghadirkan ahli yang membahas kemungkinan bahwa luka dan kebutaan Mary adalah hasil dari serangan yang dialaminya, yang menambah kompleksitas dalam memahami motif dan kesempatan untuk melakukan pembunuhan.

Pertarungan strategi hukum terus berlanjut dengan Sir Matthew yang menggunakan keahliannya dalam retorika untuk memengaruhi juri, berharap dapat membangkitkan simpati dan keraguan. Ia menekankan pada perlunya mempertimbangkan konteks kekerasan domestik yang lebih luas dalam menilai tindakan Mary, sambil menantang narasi yang dibangun oleh penuntutan.

Pada saat yang sama, tekanan emosional dari kasus ini mulai berdampak pada semua pihak yang terlibat, termasuk Sir Matthew yang merasa terikat oleh janji kepada mendiang istrinya untuk selalu menegakkan keadilan, bahkan dalam situasi yang paling sulit sekalipun. Ini membawanya kepada dilema moral dan profesional, terutama ketika bukti dan kesaksian semakin menunjukkan kompleksitas yang tidak hanya hitam dan putih.

Kebenaran Terungkap

Seiring sidang berlanjut, tekanan meningkat pada Sir Matthew untuk mengungkap kebenaran di balik kasus Mary Banks. Dalam upaya untuk membuktikan ketidakbersalahan Mary, Sir Matthew memutuskan untuk melakukan simulasi pengadilan di dalam ruangan sidang dengan Mary sebagai saksi. Ia mengajukan pertanyaan yang dirancang untuk mengekspos kelemahan dalam klaim kebutaan Mary serta memperjelas waktu dan kondisi di sekitar pembunuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun