Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sinopsis Cerita Pendek "The Nice People"

13 Juni 2024   04:06 Diperbarui: 13 Juni 2024   04:45 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cerpen "The Nice People". (Created by Bing Image Creator)

Karya Henry Cuyler Bunner (1855-1896)

Ketidaksepahaman Awal

Cerita ini dimulai dengan percakapan antara seorang suami dan istri yang menginap di rumah papan musim panas milik Mr. Jacobus di atas Orange Mountain. Mereka bertemu dengan pasangan lain, Keluarga Brede, yang tampaknya memiliki ketidaksepahaman tentang jumlah anak yang mereka miliki. Sang suami mengingat bahwa Mr. Brede menyebutkan memiliki tiga anak, sementara sang istri bersikeras bahwa Mrs. Brede mengatakan hanya memiliki dua anak. Hal ini memicu kecurigaan dan perdebatan kecil di antara mereka, namun mereka tetap terpesona dengan kesan pertama bahwa Keluarga Brede adalah orang-orang yang menyenangkan.

Keakraban antara kedua pasangan ini semakin meningkat ketika mereka mengunjungi pemandangan yang mereka sebut "pemandangan kami" -- sebuah pandangan memukau dari puncak gunung yang menghadap ke lembah yang luas dan hijau serta barisan kota dan desa yang tersembunyi di balik bukit. Saat itulah Mr. Brede mulai berbicara tentang pengalaman masa lalunya yang berhubungan dengan alam dan petualangannya, termasuk naik ke puncak Matterhorn, yang kemudian menimbulkan kecurigaan lebih lanjut karena sang istri tidak menyadari hal tersebut.

Dengan latar belakang yang indah dan perbincangan yang tampaknya mendalam, perasaan kedua pasangan ini semakin hangat, meskipun ada keraguan yang tersisa mengenai kebenaran yang mungkin belum sepenuhnya terungkap. Kisah ini menggali lebih dalam tentang dinamika hubungan dan bagaimana persepsi dapat terbentuk dari interaksi yang sepele namun penting.

Keraguan dan Konflik

Seiring waktu berjalan, keraguan dan ketidakpastian mulai membayangi persahabatan yang baru terbentuk antara kedua pasangan tersebut. Kecurigaan yang semula hanya seputar jumlah anak yang dimiliki oleh Keluarga Brede berkembang menjadi keraguan yang lebih besar tentang keseluruhan kejujuran dan latar belakang mereka. Situasi menjadi lebih rumit ketika percakapan seputar investasi muncul, dan Mr. Brede terlihat ragu-ragu dan tidak konsisten dalam berbagai cerita yang diberikannya, termasuk cerita tentang pengalamannya mendaki Matterhorn dan informasi tentang tempat tinggalnya.

Ketegangan semakin meningkat ketika para tamu dan penghuni rumah papan musim panas lainnya mulai menunjukkan perilaku yang mencerminkan ketidakpercayaan mereka terhadap Keluarga Brede. Para tamu mulai menghindari Brede, memberikan sinyal jelas bahwa mereka tidak lagi merasa nyaman dengan kehadiran mereka. Cerita mencapai titik klimaks ketika Mr. Jacobus, pemilik rumah papan musim panas, secara terbuka meminta bukti pernikahan Keluarga Brede, sebuah permintaan yang mencerminkan puncak dari kecurigaan yang telah berkembang.

Konflik ini menyebabkan sebuah momen introspeksi bagi semua pihak, termasuk narator dan istrinya, yang mulai merenungkan tentang bagaimana mudahnya salah paham dan prasangka dapat merusak hubungan antar manusia, terutama ketika berdasarkan spekulasi dan bukti yang tidak lengkap. Kisah ini menyoroti kerentanan hubungan manusia dan bagaimana kepercayaan dan kejujuran adalah elemen kunci yang kadang-kadang sulit dipahami dan dijaga.

Resolusi dan Pengertian

Setelah mencapai puncak konflik, cerita bergerak menuju resolusi yang menghangatkan hati. Terungkap bahwa Keluarga Brede sebenarnya baru menikah dan berusaha keras untuk tidak dilihat sebagai pasangan pengantin baru, yang merupakan alasan di balik kebohongan kecil dan ketidakkonsistenan dalam cerita mereka. Ketika rahasia ini terungkap, respon dari penghuni lain di rumah papan musim panas berubah drastis. Perubahan ini dipicu oleh kejadian tak terduga ketika sejumlah besar beras tumpah dari parasol Mrs. Brede, simbolisasi dari penerimaan mereka kembali ke dalam komunitas.

Penerimaan dan pengertian yang ditunjukkan oleh Mr. Jacobus dan para tamu lainnya mencairkan suasana. Mereka menawarkan dukungan dan persahabatan kepada pasangan muda tersebut, yang sebelumnya teralienasi karena kekhawatiran dan kesalahpahaman. Komunitas yang sebelumnya penuh dengan prasangka dan ketidakpercayaan, sekarang bersatu dalam empati dan penerimaan terhadap Keraguan Brede, yang sekarang terlihat tidak lebih dari kesalahpahaman yang tidak berarti.

Narator dan istrinya, yang telah menyaksikan seluruh drama ini terungkap, merenungkan betapa pentingnya komunikasi terbuka dan jujur, dan bagaimana mudahnya untuk membentuk prasangka yang bisa berpotensi merusak hubungan antar manusia. Cerita ini berakhir dengan sebuah pesan kuat tentang pentingnya kejujuran, pengertian, dan kemanusiaan dalam menghadapi kesalahpahaman dan konflik, sambil juga menggambarkan transformasi dari ketidakpercayaan menjadi komunitas yang mendukung dan inklusif.

Cerpen ini menawarkan refleksi mendalam tentang dinamika sosial dan pribadi yang bisa terjadi di dalam komunitas mana pun, mendorong pembaca untuk mempertimbangkan kembali nilai-nilai dan pendekatan mereka terhadap hubungan antar manusia dalam kehidupan nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun