Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Langkah Indonesia Mewujudkan Ekonomi Biru yang Berkelanjutan

8 Juni 2024   10:14 Diperbarui: 8 Juni 2024   10:14 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah pengunjung melakukan snorkeling di objek wisata taman laut Olele di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. (Foto: Antara)

Memperingati Hari Laut Sedunia Tanggal 8 Juni

Transformasi Menuju Ekonomi Biru: Tantangan dan Peluang

Ekonomi kelautan Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang kompleks, tetapi juga menyimpan peluang besar untuk transformasi menuju sistem yang lebih berkelanjutan. Kondisi saat ini menggambarkan bahwa pengelolaan sumber daya kelautan belum sepenuhnya efektif, terutama dalam hal distribusi yang inklusif dan tata kelola yang efisien. Misalnya, pengelolaan sumber daya kelautan di Indonesia masih menunjukkan skor rendah dalam Indeks Pembangunan Inklusif dan Indeks Tata Kelola, mengindikasikan adanya potensi besar untuk peningkatan di kedua area tersebut (katadata.co.id, 28 April 2023).

Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah penting dengan menetapkan regulasi dan kebijakan yang mendukung pengembangan ekonomi biru, yang mencakup kuota penangkapan ikan yang terukur dan peningkatan area konservasi. Dalam kaitannya dengan kebijakan baru, kuota ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa nelayan kecil tidak terpinggirkan dan mendapat bagian yang adil dari sumber daya kelautan (antaranews.com, 23 September 2023).

Dalam konteks keberlanjutan, ekspansi zona konservasi hingga mencapai 30% dari wilayah perairan Indonesia pada tahun 2030 merupakan langkah signifikan. Ini bukan hanya untuk menjaga biodiversitas, tetapi juga untuk mengoptimalkan fungsi ekosistem laut sebagai penyerap karbon, yang sangat krusial mengingat perubahan iklim global yang sedang berlangsung (kompas.com, 2 Agustus 2022).

Namun, pencapaian ini tidak akan terwujud tanpa menghadapi tantangan. Tantangan utama termasuk kurangnya infrastruktur yang mendukung nelayan kecil dan tradisional, serta praktik-praktik penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan. Misalnya, di banyak desa pesisir, infrastruktur untuk distribusi bahan bakar minyak masih sangat terbatas, menyebabkan nelayan membayar harga yang jauh lebih tinggi dari yang seharusnya (katadata.co.id, 28 April 2023). 

Sebagai solusi, perbaikan infrastruktur dan regulasi yang lebih kuat terhadap praktik penangkapan ikan yang merusak adalah vital. Hal ini tidak hanya akan membantu menjaga keberlanjutan sumber daya laut, tetapi juga memperkuat ekonomi lokal dan nasional Indonesia dalam jangka panjang. Ke depan, integrasi kuat antara kebijakan, sains, dan partisipasi masyarakat menjadi kunci dalam memastikan bahwa ekonomi biru tidak hanya merupakan konsep, tetapi juga realitas yang membawa manfaat nyata bagi semua pihak yang terlibat.

Konservasi dan Kapasitas: Memperkuat Ekonomi Laut Berkelanjutan

Dalam mengoptimalkan ekonomi kelautan, Indonesia tidak hanya fokus pada pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya laut yang berkelanjutan tetapi juga memperhatikan aspek konservasi. Hal ini dapat dilihat dari upaya pemerintah untuk memperluas area konservasi laut. Tujuan dari ekspansi area konservasi bukan hanya untuk perlindungan habitat laut tetapi juga sebagai strategi jangka panjang untuk meningkatkan stok ikan melalui zona larangan penangkapan yang memungkinkan ikan untuk berkembang biak dan tumbuh dengan optimal sebelum memasuki zona penangkapan (antaranews.com, 23 September 2023).

Sejumlah kapal nelayan sandar di Pelabuhan Perikanan Jakarta Utara. (Sumber: ANTARANEWS/Bayu Pratama S)
Sejumlah kapal nelayan sandar di Pelabuhan Perikanan Jakarta Utara. (Sumber: ANTARANEWS/Bayu Pratama S)

Selain itu, revitalisasi tambak tradisional menjadi lebih modern dan terintegrasi mencerminkan usaha serius dalam meningkatkan kapasitas produksi perikanan budidaya. Inisiatif seperti ini tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan. Peningkatan komoditas ekspor seperti udang, lobster, dan rumput laut menunjukkan potensi besar dalam kontribusi terhadap PDB nasional serta peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal (katadata.co.id, 26 Oktober 2021)

Peran teknologi dan inovasi juga sangat krusial dalam memastikan keberlanjutan praktik ekonomi biru. KKP telah menerapkan strategi seperti sistem informasi perizinan layanan cepat yang bertujuan untuk mempermudah proses perizinan di sektor perikanan. Pendekatan semacam ini tidak hanya efisien tetapi juga mengurangi potensi korupsi dan meningkatkan transparansi dalam pengelolaan sumber daya laut (wartaekonomi.co.id, 24 Agustus 2020).

Penting juga untuk dicatat bahwa integrasi kebijakan yang baik harus diikuti dengan pendidikan dan pelatihan untuk masyarakat lokal, terutama nelayan, tentang praktik penangkapan yang berkelanjutan dan teknologi yang ramah lingkungan. Ini termasuk penggunaan alat tangkap yang tidak merusak lingkungan, seperti yang ditetapkan dalam regulasi ekonomi biru. Dengan meningkatkan kesadaran dan kapasitas lokal, upaya konservasi dan produktivitas dapat berjalan secara sinergis, memperkuat fondasi ekonomi kelautan Indonesia yang berkelanjutan.

Integrasi dan Inovasi dalam Ekonomi Biru: Memajukan Kelautan Indonesia

Salah satu aspek kritikal dalam mengembangkan ekonomi biru Indonesia adalah integrasi antarsektor dan pemanfaatan inovasi teknologi. Dengan lebih dari 17.000 pulau, Indonesia memiliki potensi kelautan yang besar untuk dimanfaatkan, baik untuk penangkapan ikan, pariwisata, maupun konservasi. Namun, potensi ini hanya dapat dioptimalkan melalui sinergi yang baik antara pemerintah, sektor swasta, dan komunitas lokal.

Sejumlah pengunjung melakukan snorkeling di objek wisata taman laut Olele di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. (Foto: Antara)
Sejumlah pengunjung melakukan snorkeling di objek wisata taman laut Olele di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. (Foto: Antara)

Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia telah menargetkan beberapa area kritis untuk dikembangkan, termasuk perluasan wilayah konservasi dan implementasi kebijakan penangkapan ikan yang terukur. Pendekatan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan populasi ikan tetapi juga memperkuat ekosistem laut yang lebih luas (kompas.com, 2 Agustus 2022). Sejalan dengan itu, perizinan yang lebih efisien melalui sistem online telah mempermudah nelayan dalam mengakses layanan pemerintah, yang merupakan langkah penting dalam mendukung industri perikanan yang berkelanjutan (wartaekonomi.co.id, 24 Agustus 2020).

Selain itu, Bali telah menunjukkan bagaimana integrasi antara konservasi dan pertumbuhan ekonomi dapat berhasil. Dengan nilai ekspor yang meningkat secara signifikan, Bali mengilustrasikan bagaimana ekonomi lokal dapat tumbuh bersamaan dengan upaya konservasi. Pendekatan yang berkelanjutan dan terintegrasi ini memberikan pelajaran berharga bagi provinsi lain di Indonesia dalam mengembangkan ekonomi biru mereka (katanetizen.kompas.com, 22 Nopember 2023).

Inovasi dalam teknologi kelautan juga memegang kunci penting. Dengan adanya teknologi yang lebih maju, seperti penggunaan satelit dan sistem informasi geografis dalam monitoring stok ikan, Indonesia dapat lebih efektif dalam mengelola sumber dayanya. Teknologi ini tidak hanya membantu dalam penangkapan ikan yang lebih akurat tetapi juga dalam pengelolaan zona konservasi laut.

Langkah selanjutnya bagi Indonesia adalah mengatasi hambatan infrastruktural dan memastikan bahwa semua inisiatif ini dikoordinasikan secara nasional untuk menghasilkan dampak yang maksimal. Integrasi kebijakan, partisipasi masyarakat, dan pemanfaatan teknologi adalah kunci untuk memastikan bahwa ekonomi biru tidak hanya mendukung keberlanjutan tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan merata di seluruh negeri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun