Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

6 Juni, Momen Mengenang Kelahiran Soekarno dan Meneladani Perjuangannya

6 Juni 2024   08:51 Diperbarui: 6 Juni 2024   08:53 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Soekarno mengusap wajah setelah berdoa. (Sumber: nu.or.id)

Sejarah Singkat Soekarno dan Perjuangannya dalam Memerdekakan Indonesia

Soekarno, sosok yang tidak hanya dikenal sebagai Proklamator tapi juga sebagai Presiden pertama Republik Indonesia, memiliki perjalanan hidup yang penuh inspirasi. Lahir pada 6 Juni 1901 di Surabaya, Jawa Timur, Soekarno adalah anak dari Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai. Karakternya yang kuat dan kepemimpinannya mulai terbentuk sejak dini, terutama saat mengenyam pendidikan di Hogere Burger School (HBS) dan kemudian di Technische Hoogeschool (THS) Bandung, yang sekarang dikenal sebagai Institut Teknologi Bandung (ITB).

Selama masa studinya, Soekarno tidak hanya fokus pada ilmu teknik, tetapi juga mulai aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan politik. Ketertarikannya pada politik dan perjuangan kemerdekaan semakin mendalam setelah menyadari betapa pentingnya sebuah bangsa untuk memiliki kedaulatan. Melalui pidato dan tulisan yang tajam, Soekarno berupaya menyatukan berbagai kelompok yang berbeda untuk berjuang melawan penjajah.

Puncak dari perjuangan Soekarno terjadi pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Bersama dengan Mohammad Hatta dan pemimpin nasionalis lainnya, Soekarno memainkan peran penting dalam memanfaatkan situasi yang ada untuk mendorong agenda kemerdekaan. Tekanan dan diplomasi yang dilakukan oleh Soekarno dan rekan-rekannya kepada Jepang berbuah pada momentum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Kemudian, dalam mempertahankan kemerdekaan, Soekarno tidak kenal lelah. Meski dihadapkan pada tantangan yang berat, seperti agresi militer dan politik dari negara-negara Barat serta konflik internal, beliau tetap teguh memimpin bangsa ini dalam merajut kesatuan dan menyembuhkan luka-luka kolonialisme. Soekarno percaya bahwa kemerdekaan bukan hanya sekedar pembebasan dari penjajah, tetapi juga pembangunan dasar-dasar negara yang kuat dan mandiri.

Melalui visi dan aksi yang dilakukan oleh Soekarno, kita diajak untuk mengenang kembali bagaimana seorang pemimpin dengan keberanian dan dedikasi yang tinggi dapat mengubah jalannya sejarah sebuah bangsa. Kepemimpinan Soekarno mengajarkan kita bahwa dalam setiap perjuangan, ada pengorbanan yang harus dilakukan demi kebaikan bersama.

Mengisi dan Mempertahankan Kemerdekaan: Inspirasi untuk Kaum Muda

Di era saat ini, kemerdekaan Indonesia telah berusia lebih dari tujuh dekade, namun tantangan untuk mengisi dan mempertahankan kemerdekaan itu sendiri terus berkembang. Dalam konteks ini, pemuda Indonesia memiliki peran yang tidak tergantikan. Mengambil inspirasi dari semangat dan perjuangan Soekarno, generasi muda dihadapkan pada tugas berat untuk mengisi kemerdekaan dengan pembangunan yang berkelanjutan, pemberdayaan sosial, dan integritas moral yang kuat.

Kaum muda harus memahami bahwa kemerdekaan bukan hanya warisan, tetapi juga tanggung jawab. Warisan Soekarno tidak hanya sebatas pada proklamasi kemerdekaan, tetapi juga pada upayanya dalam membangun fondasi bangsa yang kuat. Ini meliputi pendidikan yang berkualitas, keadilan sosial, dan perekonomian yang mandiri. Oleh karena itu, penting bagi pemuda saat ini untuk terlibat aktif dalam berbagai aspek kehidupan nasional, dari politik dan ekonomi hingga sosial dan budaya.

Di samping itu, semangat nasionalisme dan patriotisme yang dibangun Soekarno harus terus dipupuk. Kaum muda harus menjadi pelopor dalam menghadapi tantangan global dengan menjunjung tinggi nilai-nilai keindonesiaan. Dalam menghadapi arus globalisasi yang kuat, penting bagi mereka untuk tetap berpijak pada identitas nasional yang unik sambil tetap terbuka pada inovasi dan perubahan.

Lebih lanjut, penting untuk mengingat bahwa mempertahankan kemerdekaan juga berarti aktif dalam pembelaan terhadap integritas teritorial dan kedaulatan negara. Dalam hal ini, pemuda dapat berkontribusi dalam berbagai cara, mulai dari partisipasi dalam dialog kebijakan hingga pemanfaatan teknologi untuk pengembangan lokal.

Akhirnya, mengisi kemerdekaan juga berarti membangun masa depan yang inklusif. Pemuda harus menjadi agen perubahan dalam mendorong inklusivitas, memerangi diskriminasi, dan mendukung kesetaraan. Soekarno percaya pada kekuatan keragaman, dan pemuda saat ini harus mengambil alih tongkat estafet ini untuk mewujudkan Indonesia yang lebih adil dan sejahtera.

Kesimpulannya, semangat Soekarno harus terus hidup dalam setiap generasi. Pemuda saat ini, bersenjatakan pendidikan dan teknologi, memiliki kesempatan besar untuk membawa Indonesia ke depan lebih jauh lagi. Dengan memegang erat nilai-nilai perjuangan Soekarno, mereka tidak hanya mempertahankan kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan susah payah, tetapi juga mengisi kemerdekaan tersebut dengan prestasi yang membanggakan bagi bangsa dan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun