Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sinopsis Cerita Pendek "The Schoolmaster's Progress"

5 Juni 2024   08:20 Diperbarui: 5 Juni 2024   08:36 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cerita pendek "The Schoolmaster's Progress". (Created by Bing Image Creator)

Dengan kebenaran akhirnya terungkap, Miss Bangle menjadi pusat kemarahan komunitas. Kegelisahannya atas akibat dari perbuatannya, dan dengan tak seorang pun di desa yang bersedia mendukungnya, dia memutuskan untuk meninggalkan desa tersebut dan kembali ke kota besar dari mana dia datang, meninggalkan kekacauan yang dia ciptakan.

William, meskipun merasa lega karena kebenaran telah terungkap, tetap merasa hancur atas dampak yang terjadi pada reputasinya dan hubungannya dengan Ellen Kingsbury. Namun, Ellen, yang memahami kesalahpahaman tersebut dan melihat kejujuran dan ketulusan William, memutuskan untuk mendekatinya dan berbicara dengannya untuk mengklarifikasi perasaannya yang sebenarnya.

Dalam pertemuan yang penuh emosi tersebut, Ellen dan William saling berbagi perasaan dan kesalahpahaman yang terjadi, memperbaiki ikatan yang hampir rusak karena intrik Miss Bangle. Mr. Kingsbury, menyadari kesalahannya dalam menilai William, meminta maaf dan menawarkan dukungannya untuk memulihkan nama baik William di mata komunitas.

Akhir cerita membawa sebuah pemulihan penuh bagi William di desa tersebut. Dia kembali dihormati sebagai guru dan mendapatkan kembali rasa hormat dari murid-muridnya dan warga desa. William dan Ellen secara bertahap membangun hubungan yang didasarkan pada kepercayaan dan pengertian mutual, mengarah pada ikatan yang lebih dalam.

Dengan dukungan dari Ellen dan ayahnya, serta pelajaran yang diajarkan oleh kesulitan yang dihadapinya, William melanjutkan karir mengajarnya dengan semangat baru, berkomitmen untuk menjadi pendidik yang lebih baik dan lebih bijaksana, sambil membangun masa depan yang penuh harapan bersama Ellen di sisi nya.

*****

Cerita pendek ini, meskipun melibatkan beberapa tema serius seperti manipulasi dan kesalahpahaman, juga mengandung elemen-elemen humor yang muncul melalui deskripsi karakter, situasi yang absurd, dan ironi.

Berikut adalah beberapa aspek humor dalam cerita:

1. Karakterisasi William Horner: Humor muncul dari deskripsi awal William Horner yang sangat serius dan kikuk. Karakternya digambarkan secara hiperbolik sebagai seseorang yang begitu serius sehingga hampir tidak pernah tertawa: "Never did that prim mouth give way before a laugh." Gambaran ini menciptakan kontras komikal dengan situasi yang lebih ringan dan kesehariannya yang penuh kejutan.

2. Situasi Absurd dengan Joshua: Interaksi antara William dan Joshua, murid yang besar dan kurang ajar, menawarkan momen-momen humor. Contohnya, ketika Joshua menolak saran William untuk memulai dengan tulisan tangan yang lebih besar, dia dengan sombong menjawab, "What should I want coarse-hand for? Coarse-hand won't never do me no good. I want a fine-hand copy." Percakapan ini mengungkapkan ironi dan kekonyolan situasi, di mana murid merasa dia lebih tahu daripada gurunya.

3. Insiden Spelling Bee: Episode spelling bee menampilkan humor situasional yang kaya. Ketika William mencoba untuk mengelabui murid-muridnya dengan kata-kata yang sulit dan akhirnya menggunakan trik untuk mengalahkan yang terakhir, ironi dan kekonyolan situasinya menonjol. Ketika dia memberikan suara 'bay' dan murid-murid salah mengejanya, situasi itu mencapai puncak kekonyolan: "'Bay' will perhaps be the sound; one scholar spells it 'bey,' another, 'bay,' while the master all the time means 'ba,' which comes within the rule, being in the spelling-book."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun