Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sinopsis Cerita Pendek "Exhalation" Karya Ted Chiang

1 Juni 2024   11:05 Diperbarui: 1 Juni 2024   11:07 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal Penyelidikan

Di sebuah dunia yang unik di mana kehidupan bergantung pada penggunaan paru-paru mekanis yang dipenuhi udara, narator cerita, seorang ahli anatomi, memulai eksplorasi mendalam tentang sumber kehidupan. Masyarakat di dunia ini telah lama percaya bahwa udara---yang mereka sebut argon---adalah sumber kehidupan, meskipun narator mulai mempertanyakan kebenaran ini setelah mendengar beberapa kejanggalan yang melibatkan jam menara di berbagai distrik yang berdetak lebih cepat dari biasanya.

Kecurigaan ini memicu narator untuk menyelidiki lebih lanjut, mengarahkannya pada eksperimen berisiko yang melibatkan auto-dissection, yaitu membongkar sendiri mekanisme otaknya untuk memahami lebih dalam tentang fungsi dan penyimpanan memori. Proses ini mengungkapkan bahwa bukan hanya udara yang penting, tetapi aliran dan tekanan udara yang menjadi kunci operasional otak.

Eksplorasi ini tidak hanya menyoroti kecanggihan dan kerumitan mekanisme otak, tetapi juga memperkenalkan pembaca pada konsep sosial dan teknologi unik dalam masyarakat ini, seperti stasiun pengisian udara yang juga menjadi pusat sosial komunitas. Narator berbagi pengalaman pribadi dan observasi, menyajikan gambaran yang kaya tentang dunia yang sepenuhnya bergantung pada teknologi mekanik dan udara bertekanan untuk kelangsungan hidup.

Penemuan dan Implikasi

Melalui eksperimen auto-dissection yang berani, narator berhasil mengungkap mekanisme yang lebih kompleks dari yang diperkirakan mengenai bagaimana otaknya dan mungkin seluruh masyarakatnya beroperasi. Ia menemukan bahwa otak tidak hanya menggunakan udara untuk fungsi mekanis, tetapi udara itu sendiri merupakan medium tempat berlangsungnya proses pikiran. Narator mengamati bahwa pola aliran udara dalam otak adalah apa yang membentuk kesadaran dan memori, bukan struktur fisik otak atau penyimpanan mekanis seperti yang diperkirakan sebelumnya.

Ketika narator menyadari bahwa kecepatan gerakan daun-daun emas di otaknya, yang menjadi mekanisme dasar pemrosesan informasi, bergantung pada tekanan udara, ia mulai memahami mengapa ada perbedaan waktu yang dialami oleh para crier dan jam menara di berbagai distrik. Penyelidikan lebih lanjut mengarah pada kesimpulan yang mengkhawatirkan bahwa bukan jam yang berjalan lebih cepat, tetapi otak mereka yang melambat karena penurunan tekanan udara yang disebabkan oleh peningkatan tekanan atmosfer.

Realisasi ini membawa narator dan komunitasnya pada pemahaman baru bahwa alam semesta mereka---yang mereka anggap tidak terbatas dan terus menerus mengisi dengan udara---sebenarnya adalah ruang tertutup, yang secara bertahap mencapai tekanan yang sama di mana-mana, mengarah pada "keadilan tekanan" di mana semua proses fisik dan kognitif akan berhenti. Pembahasan mendalam tentang keterbatasan eksistensial ini memprovokasi kepanikan sosial dan debat etis di antara penduduk, yang kini harus menghadapi kenyataan bahwa keberlangsungan hidup mereka terbatas dan bahwa akhir kehidupan, seperti yang mereka kenal, adalah tak terelakkan.

Mempertanyakan Masa Depan dan Warisan

Setelah menerima kenyataan pahit bahwa alam semesta mereka adalah sistem tertutup yang mengarah pada keseimbangan tekanan mutlak---di mana semua kehidupan dan pemikiran akan berhenti---narator dan masyarakatnya mulai merenungkan bagaimana mereka dapat menggunakan waktu yang tersisa. Dengan pemahaman baru tentang mekanisme kehidupan mereka yang sebenarnya, muncul gerakan yang dikenal sebagai Reversalists, yang berusaha menciptakan mesin yang dapat membalikkan proses peningkatan tekanan dengan mengompresi udara kembali ke kondisi semula. Namun, setelah berbagai percobaan, mereka menyadari bahwa setiap usaha untuk membalikkan proses ini hanya mempercepat tercapainya keseimbangan tekanan.

Dalam menghadapi kegagalan teknologi, komunitas berubah dari usaha mekanis untuk mengatasi masalah menjadi perenungan filosofis dan eksistensial. Narator menggambarkan bagaimana warga mulai menghargai keindahan dan keajaiban eksistensi mereka, meskipun dihadapkan pada kemunduran yang tak terhindarkan. Mereka berdiskusi tentang pentingnya memaksimalkan kualitas kehidupan yang tersisa, mempromosikan nilai-nilai seperti pengetahuan, kesenian, dan hubungan antarmanusia.

Narator, dengan pengetahuan tentang akhir yang pasti, menuliskan kisah ini sebagai pesan bagi generasi mendatang atau mungkin bagi peradaban lain yang mungkin menemukan sisa-sisa peradaban mereka. Dengan mengungkapkan harapan bahwa melalui penemuan catatan dan peninggalan mereka, makhluk di masa depan mungkin akan memahami dan menghidupkan kembali memori dan pengalaman mereka, narator menawarkan refleksi tentang daya tahan ide dan budaya yang dapat bertahan melampaui fisik.

Di akhir cerita, narator menyampaikan sebuah valediction, mengajak kita semua---siapapun yang membaca---untuk merenungkan keajaiban keberadaan dan mengapresiasi momen yang kita miliki, mengingatkan kita bahwa meskipun kita semua menghadapi akhir yang sama, apa yang kita lakukan dan bagaimana kita hidup dapat memberi resonansi yang berkelanjutan. Narator berharap bahwa catatan dan ceritanya akan menjadi inspirasi, membawa kecerdasan dan keindahan ke dalam kehidupan orang lain, bahkan setelah dunianya sendiri telah berhenti berdetak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun