Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sinopsis Cerita Pendek "Seventy-Two Letters" Karya Ted Chiang

28 Mei 2024   11:08 Diperbarui: 28 Mei 2024   11:11 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cerita pendek "seventy-two letters". (Created by Bing Image Creator)

Lord Fieldhurst meminta Robert untuk mengembangkan teknologi baru menggunakan nomenclature yang bisa membalikkan atau setidaknya memperlambat proses menuju sterilisasi ini. Tugas ini sangat berat, tetapi juga memberikan kesempatan bagi Robert untuk menerapkan seluruh pengetahuannya untuk kebaikan yang lebih besar. Dia mulai bekerja pada serangkaian nama yang rumit, dirancang untuk memanipulasi proses biologis pada level yang lebih mendasar daripada yang pernah dia lakukan sebelumnya.

Ketika Robert makin terlibat dalam proyek ini, dia juga harus menghadapi pertanyaan-pertanyaan besar tentang etika, keberlanjutan, dan implikasi jangka panjang dari pekerjaannya. Apakah benar untuk mencoba mengontrol atau mengubah kursus alamiah evolusi manusia? Apakah teknologi yang dia kembangkan akan digunakan untuk kebaikan, ataukah bisa disalahgunakan?

Dalam pencarian jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini, Robert mengembangkan beberapa inovasi yang paling canggih dalam bidang nomenclature, mendorong batas-batas antara sains dan filsafat. Cerita berakhir dengan Robert yang menemukan solusi potensial, tetapi dengan pengakuan yang menyakitkan bahwa setiap solusi membawa konsekuensi baru, dan bahwa masa depan kemanusiaan mungkin akhirnya bergantung pada kebijakan dan etika sebanyak pada penemuan ilmiah.

Bagian ketiga ini membawa pembaca ke puncak narasi, di mana pertanyaan-pertanyaan besar tentang tujuan dan konsekuensi ilmu pengetahuan menjadi fokus utama, dengan Robert Stratton sebagai simbol dari perjuangan manusia melawan batasan alam dan tanggung jawabnya terhadap generasi yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun