Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sinopsis Cerita Pendek "Division by Zero" Karya Ted Chiang

27 Mei 2024   02:31 Diperbarui: 27 Mei 2024   03:14 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cerpen "division by zero". (Created by Bing Image Creator)

Kehancuran Logika

"Division by Zero" oleh Ted Chiang memulai ceritanya dengan menggambarkan Renee, seorang profesor matematika yang mengalami krisis mental dan emosional setelah menemukan bukti matematis yang menantang dasar-dasar logika yang diterima. Cerita dimulai saat Renee diperbolehkan pulang dari rumah sakit jiwa setelah percobaan bunuh diri. Di rumah, dia berjuang untuk menghadapi kontradiksi yang telah dia temukan: bahwa setiap angka secara matematis bisa sama dengan angka lain, yang secara fundamental menyangkal prinsip-prinsip dasar matematika.

Sementara itu, suami Renee, Carl, menghadapi kesulitan untuk memahami atau mendukung krisis yang dialami Renee. Cerita menggali ke dalam pengalaman masa lalu Carl dengan depresi dan bunuh diri, menyoroti bagaimana pengalaman ini membentuk cara dia berinteraksi dengan Renee. Perbedaan pengalaman mereka menciptakan jurang pemisah yang semakin dalam di antara mereka, meskipun upaya Carl untuk mendekatkan diri dan mendukung Renee.

Ketika Renee kembali ke pekerjaannya, dia menemukan dirinya terisolasi dan tidak mampu berkomunikasi dengan rekan-rekannya, yang tidak dapat memahami atau mengakui perubahan paradigma yang telah dia temukan. Dia berjuang dengan realitas bahwa temuannya, yang seharusnya menjadi puncak karier akademisnya, malah menyebabkan dirinya merasa terasing dan putus asa.

Ketidakpastian dan Pengasingan

Di tengah krisis eksistensial, Renee berjuang untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan pengetahuan bahwa temuannya mengancam untuk menggulingkan dasar-dasar matematika. Renee mencoba menjelaskan temuannya kepada Carl, tetapi kompleksitas dan implikasinya sulit untuk dipahami, bahkan olehnya sendiri. Temuannya membuatnya merasa seperti dia telah membuka kotak Pandora, yang tidak hanya mengubah pandangannya terhadap matematika tetapi juga cara dia memandang dunia.

Carl, sementara itu, merasa semakin terputus dari Renee. Dia mencoba mengusulkan liburan singkat dengan harapan bisa memulihkan keseimbangan mental dan emosional Renee, tetapi usahanya ditolak karena Renee merasa tidak mungkin meninggalkan pekerjaannya yang kini tampak sia-sia. Ketegangan antara mereka meningkat seiring dengan kesulitan Renee untuk berkomunikasi tentang krisis yang dia alami, membuat Carl merasa tidak berdaya dan frustrasi.

Di sisi akademik, Renee merasa diabaikan dan disalahpahami oleh komunitas matematik, yang nampaknya tidak siap atau tidak bersedia untuk menghadapi konsekuensi dari temuannya. Interaksi dengan rekan kerjanya menjadi semakin jarang dan kaku, dan dia merasa kehilangan tempat dalam dunia yang pernah sangat dia pahami dan kuasai. Ketidakmampuannya untuk berbagi atau menjelaskan krisis yang dialami dengan orang lain hanya menambah rasa isolasi dan keputusasaan yang dia rasakan.

Pencarian Makna Baru

Dalam fase akhir cerita, "Division by Zero" menyoroti pencarian Renee dan Carl untuk makna dan pemahaman dalam kekacauan yang telah mengubah hidup mereka. Renee terus bergulat dengan implikasi dari teoremanya yang merusak, yang menantang realitas matematika itu sendiri dan, pada gilirannya, identitasnya sebagai matematikawan. Dia merenungkan tentang masa depannya, baik dalam karier maupun hidup pribadi, mencari cara untuk memberi arti pada apa yang tampaknya tidak memiliki solusi.

Carl, menghadapi kesulitan untuk terhubung dengan Renee, mulai mempertanyakan cintanya dan peranannya dalam kehidupan Renee. Kedua karakter mencapai titik balik ketika Renee mengungkapkan keinginan untuk terus menjelajah dan mungkin menerbitkan temuannya, meski dia sadar akan dampak destruktifnya. Percakapan terakhir mereka menegaskan jarak emosional yang telah tumbuh antara mereka, dengan Carl merasa tidak mampu untuk memberikan dukungan yang Renee butuhkan.

Klimaks cerita terjadi ketika Renee memutuskan untuk meninggalkan dunia akademis, mempertimbangkan untuk mengambil jalur yang sangat berbeda dalam hidup---satu yang mungkin tidak melibatkan matematika. Dia menghadapi kenyataan bahwa pencapaiannya, yang seharusnya membawa pencerahan dan pengakuan, malah membawa keraguan eksistensial dan isolasi. Sementara itu, Carl, meskipun ingin membantu, merasa terpaksa mundur, mengakui bahwa beberapa krisis mungkin terlalu dalam dan pribadi untuk dibagi.

Cerita berakhir dengan pemahaman yang menyedihkan namun penting: bahwa pencarian untuk memahami alam semesta dan aturan-aturannya terkadang mengungkapkan lebih banyak tentang ketidakpastian dan batasan manusia daripada tentang kebenaran yang konkret. Renee dan Carl, masing-masing dalam kesendirian mereka, terus mencari cara untuk mendamaikan pengetahuan baru dengan kehidupan yang harus mereka terima dan lanjutkan. Cerita meninggalkan pembaca dengan pertanyaan mendalam tentang nilai pengetahuan, hubungan manusia, dan apa artinya hidup dengan keraguan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun