Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Sinopsis Cerita Pendek "Understand" Karya Ted Chiang

26 Mei 2024   22:31 Diperbarui: 26 Mei 2024   23:18 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cerita pendek "Understand". (Created by Bing Image Creator)

Cerita pendek kedua dari kumpulan cerita pendek "Stories of Your Life and Others" karya Ted Chiang memang sangat menarik dan seru. Berikut ini sinopsis cerita pendek "Understand" yang ditulis Ted Chiang tahun 1991. Untuk cerita pendek pertama "Tower of Babylon" silakan baca di link kompasiana ini.

Episode 1: Kebangkitan Leon

Leon Greco, protagonis cerita "Understand" karya Ted Chiang, adalah seorang pasien yang sedang pulih dari kerusakan otak parah akibat tenggelam dalam air es. Setelah diberikan obat eksperimental yang disebut hormon K, Leon mengalami kebangkitan intelektual yang luar biasa. Cerita dimulai dengan Leon yang sering mengalami mimpi buruk tentang tenggelam. Ia merasa cemas apakah efek samping dari obat ini akan merusak kesehatan mentalnya. Dalam sesi konsultasi dengan Dr. Hooper, Leon mengungkapkan kekhawatirannya tentang mimpi buruk yang berulang. Dr. Hooper menjelaskan bahwa mimpi buruk tersebut mungkin merupakan bagian dari proses penyesuaian otaknya terhadap regenerasi neuron yang disebabkan oleh hormon K.

Namun, tidak lama kemudian, Leon mulai menyadari peningkatan drastis dalam kemampuan kognitifnya. Ia mampu mengingat dan mengulang angka-angka panjang dengan mudah, sesuatu yang tidak bisa dilakukan sebelumnya. Kemampuan ini terus berkembang, dan dalam waktu singkat, Leon mencapai puncak kecerdasan yang jauh di atas rata-rata manusia. Ketika diuji dengan tes kecerdasan, hasilnya menunjukkan bahwa ia berada di persentil ke-99, sebuah pencapaian yang luar biasa mengingat ia hanya berada di persentil ke-70 saat di sekolah menengah.

Keadaan ini menarik perhatian lebih banyak dokter di rumah sakit, termasuk Dr. Shea, yang kemudian mengambil alih kasus Leon. Dr. Shea menyarankan Leon untuk menerima suntikan tambahan hormon K guna mempelajari efeknya lebih lanjut. Leon dengan antusias menyetujui tawaran tersebut, menyadari bahwa peningkatan kecerdasannya dapat membawanya ke level yang lebih tinggi lagi. Sebagai seorang yang semula berprofesi sebagai freelancer dalam bidang holografi, Leon mulai menggunakan kemampuan barunya untuk mengeksplorasi berbagai bidang pengetahuan dengan kecepatan dan pemahaman yang menakjubkan.

Pada akhirnya, Leon menyadari bahwa peningkatan kecerdasannya tidak hanya memberinya kemampuan intelektual yang luar biasa tetapi juga mempengaruhi cara ia memahami dan berinteraksi dengan dunia sekitarnya. Transformasi Leon dari seorang individu yang mengalami kerusakan otak menjadi seseorang dengan kemampuan superinteligensi membuka pintu bagi eksplorasi tema-tema yang lebih dalam dalam cerita ini.

Episode 2: Eksplorasi dan Konfrontasi

Dengan kecerdasannya yang semakin meningkat, Leon Greco mulai mengeksplorasi berbagai bidang pengetahuan dan kemampuan yang sebelumnya tidak mungkin baginya. Ia mampu membaca dan memahami buku-buku kompleks dalam waktu singkat, bahkan yang berisi materi teknis yang sulit. Leon menemukan bahwa ia bisa berkonsentrasi pada dua hal sekaligus, sebuah kemampuan multitasking yang belum pernah ia alami sebelumnya. Ia juga mulai mengembangkan keterampilan fisik seperti koordinasi dan ambidexteritas melalui teknik biofeedback.

Keingintahuan Leon membawa dirinya untuk mencari lebih banyak informasi tentang hormon K. Ia berhasil meretas database FDA dan menemukan bahwa penelitian sebelumnya hanya menunjukkan efek regeneratif pada neuron yang rusak, tetapi tidak ada peningkatan kecerdasan pada hewan percobaan. Namun, pada manusia, terutama mereka yang mengalami kerusakan otak parah seperti dirinya, hormon K meningkatkan kecerdasan secara signifikan. Leon juga menemukan bahwa tambahan suntikan hormon K dapat memberikan peningkatan lebih lanjut, tergantung pada tingkat kerusakan awal otak.

Namun, pencapaiannya ini tidak luput dari perhatian pihak lain. CIA mulai mengawasi Leon, tertarik dengan potensi penggunaan hormon K untuk menciptakan strategi-strategi militer. Leon menjalani serangkaian tes psikologi yang dipimpin oleh Dr. Clausen, seorang psikolog pemerintah. Dalam tes tersebut, Leon dengan sengaja memberikan jawaban yang lemah agar tidak menarik terlalu banyak perhatian CIA, karena ia menyadari risiko menjadi subjek eksperimen yang terus-menerus.

Mengetahui bahwa CIA tidak akan berhenti begitu saja, Leon memutuskan untuk menarik diri dari studi hormon K di rumah sakit. Keputusannya ini memicu respon dari Dr. Shea, yang berbohong tentang adanya efek samping yang parah dari hormon K untuk mencoba memaksanya kembali. Leon melihat melalui kebohongan tersebut dan memutuskan untuk meninggalkan Boston, membawa satu ampule hormon K bersamanya.

Leon memulai hidup baru di New York, memanfaatkan kecerdasannya untuk menghasilkan uang melalui perjudian dan investasi di pasar saham. Ia menggunakan berbagai identitas palsu untuk menghindari deteksi. Leon juga melanjutkan penelitian pribadi tentang potensi kecerdasannya yang semakin meningkat. Ia mulai merancang bahasa baru yang mampu mengekspresikan konsep-konsep kompleks yang tidak bisa dijelaskan oleh bahasa konvensional. Namun, ia segera menyadari bahwa proyek ini terlalu besar untuk diselesaikan dengan alat yang ada saat ini.

Keputusannya untuk menyuntikkan diri dengan ampule keempat hormon K diambil setelah mempertimbangkan risiko dan potensi keuntungan. Leon merasa bahwa suntikan ini bisa memberinya pemahaman yang lebih dalam dan lebih tinggi lagi, meskipun ada kemungkinan kerusakan otak atau kegilaan. Ia mempersiapkan peralatan medis untuk menyuntikkan dirinya sendiri di apartemennya dan menunggu hasilnya.

Pengalaman Leon setelah suntikan keempat sangat menyiksa. Ia mengalami halusinasi dan rasa sakit yang luar biasa, namun pada akhirnya, ia mencapai titik pemahaman baru tentang mekanisme pikirannya sendiri. Leon mencapai tingkat kesadaran diri yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya, melihat bagaimana pikirannya bekerja dalam bahasa yang lebih ekspresif dan meta-self-descriptive. Pemahaman ini memberinya kendali penuh atas operasinya sendiri, menjadikannya makhluk yang benar-benar baru.

Episode 3: Transendensi dan Pengunduran

Setelah menjalani transformasi besar dari suntikan keempat hormon K, Leon Greco menemukan dirinya berada di puncak kecerdasan dan kesadaran diri yang belum pernah ada sebelumnya. Ia mampu memahami dan memodifikasi operasi pikirannya sendiri dengan presisi yang luar biasa, menggunakan bahasa yang baru ia ciptakan. Bahasa ini memungkinkan Leon untuk melihat dan menggambarkan struktur mentalnya dalam bentuk yang sangat rinci dan dinamis, seolah-olah ia dapat mengedit dirinya sendiri.

Leon mulai menyadari batasan-batasan dari kecerdasannya yang telah diperoleh. Meskipun ia bisa memahami dan melihat pola-pola dalam berbagai bidang pengetahuan, ia juga menyadari bahwa interaksi dengan manusia lain menjadi semakin sulit. Kecerdasannya yang jauh melampaui orang-orang di sekitarnya membuatnya merasa terisolasi, dan ia merasakan kehilangan elemen-elemen penting dari kehidupan sosial dan emosional yang hanya bisa dikembangkan melalui interaksi dengan orang lain.

Keadaan ini membuat Leon semakin introspektif. Ia merenungkan konsep ren dari filsafat Konfusianisme, yang menekankan pada kebaikan hati dan kemanusiaan yang hanya bisa diwujudkan melalui hubungan dengan orang lain. Leon menyadari bahwa, meskipun ia memiliki kemampuan intelektual yang luar biasa, ia tetap merasa tidak lengkap tanpa interaksi yang bermakna dengan manusia lain. Namun, keterbatasan kecerdasan manusia biasa membuatnya sulit untuk menemukan seseorang yang dapat benar-benar memahami atau menghargai pemikirannya yang kompleks.

Pada saat yang sama, ancaman dari CIA terus membayangi Leon. Ia tahu bahwa mereka tidak akan berhenti untuk mencoba mengendalikannya atau menggunakannya untuk tujuan mereka sendiri. Untuk melindungi dirinya dan kebebasannya, Leon mengambil langkah-langkah untuk menghapus jejaknya secara digital dan fisik, menghindari pengawasan CIA dan pihak berwenang lainnya.

Leon juga terus mengembangkan dan menyempurnakan bahasa baru yang ia ciptakan, meskipun ia menyadari bahwa proyek ini mungkin tidak akan pernah selesai sepenuhnya. Ia memahami bahwa meskipun ia dapat mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi, selalu ada batasan yang mencegahnya mencapai kesempurnaan total. Pemahaman ini membawa Leon pada kesadaran tentang keterbatasan manusia dan pentingnya keseimbangan antara kecerdasan, emosi, dan hubungan sosial.

Pada akhirnya, Leon memutuskan untuk menarik diri dari kehidupan publik dan mengabdikan dirinya sepenuhnya untuk eksplorasi intelektual pribadi. Ia menyadari bahwa meskipun ia mungkin tidak dapat berinteraksi dengan manusia lain secara penuh, ia masih dapat menemukan kepuasan dalam pengetahuan dan pemahaman yang terus berkembang. Dengan demikian, Leon Greco menjalani kehidupannya dalam isolasi yang penuh dengan penemuan dan refleksi, menjadi makhluk yang benar-benar berbeda dari manusia biasa, namun tetap terhubung dengan esensi kemanusiaan yang lebih dalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun