Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bisnis Kue Tradisional Rina

23 April 2024   02:13 Diperbarui: 23 April 2024   02:19 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berbagai kue tradisional.  (iStock/MielPhotos2008)

***

Beberapa hari setelah percakapan di warung kopi Pak Darman, Rina memutuskan untuk melakukan riset pasar dengan mengunjungi pasar tradisional di kota Bandung. Bersama Bayu, ia berkeliling mencari inspirasi untuk produk kue tradisional yang ingin ia buat. Pasar yang ramai dan penuh warna menjadi latar belakang sempurna untuk hari mereka.

"Rin, coba lihat ini, kue cubit versi greentea. Kira-kira kalau kita modifikasi dengan rasa lokal gimana?" tanya Bayu, sambil menunjukkan sepiring kue cubit yang baru saja dibeli dari salah satu pedagang.

Rina memeriksa kue tersebut dengan minat. "Wah, bisa nih. Bayangkan kalau kita tambahkan ekstrak pandan atau bahkan kopi. Bisa jadi hit nih!"

Mereka berdua tertawa saat membayangkan berbagai kreasi kue yang mungkin mereka buat. Di antara tawa dan canda, Bayu tiba-tiba menyeriuskan wajahnya, "Rin, kamu udah mikirin soal branding dan pemasaran belum? Kita bisa bikin kemasan yang eco-friendly, tawarkan ke kafe-kafe kecil sebagai menu pendamping kopi."

Rina mengangguk sambil mencatat ide tersebut di ponselnya. "Ide bagus, Yu! Aku juga pengin branding-nya mencerminkan budaya lokal, tapi dengan sentuhan modern."

Kemudian, mereka berhenti di sebuah kedai yang menjual aneka bahan kue. Rina membeli beberapa bahan, seperti tepung beras dan santan, sambil berdiskusi dengan pemilik kedai tentang resep kue tradisional yang mungkin bisa dimodifikasi.

"Bu, menurut ibu kue apa yang lagi dicari-cari orang sekarang?" tanya Rina kepada pemilik kedai.

Pemilik kedai, seorang ibu paruh baya dengan senyum ramah, menjawab, "Sekarang ini banyak yang cari kue pukis, nak. Mungkin bisa dibuat dengan rasa-rasa unik, seperti coklat atau keju."

Rina dan Bayu bertukar pandang, keduanya tampak tertarik. "Makasih banyak, Bu!" ucap Rina seraya membayar pembelian mereka.

Mereka berdua meninggalkan pasar dengan kepala penuh ide dan hati yang gembira. Rina merasa lebih siap dari sebelumnya untuk memulai usahanya. Di tengah keceriaan mereka, sebuah pesan dari Pak Darman masuk ke ponsel Bayu, "Siang ini senggang, ngopi yuk di warung, ada yang ingin saya omongkan tentang rencana Rina."

Mata Rina berbinar, penasaran dengan apa yang mungkin Pak Darman tawarkan untuk membantu mewujudkan mimpinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun