Adopsi teknologi dalam konseling juga memerlukan pendekatan yang berpusat pada manusia, di mana teknologi digunakan untuk meningkatkan, bukan menggantikan, keahlian konselor. Menurut teori Humanistik oleh Carl Rogers, konseling efektif berpusat pada individu dan menekankan pentingnya membangun hubungan yang penuh empati dan menerima antara konselor dan klien. Oleh karena itu, teknologi harus digunakan untuk mendukung hubungan ini, bukan sebagai pengganti untuk interaksi manusia yang otentik.
Akhirnya, untuk memaksimalkan manfaat teknologi dalam konseling, diperlukan pelatihan dan pengembangan profesional berkelanjutan. Konselor harus terus memperbarui pengetahuan mereka tentang alat dan tren teknologi terbaru, serta keterampilan interpersonal mereka untuk beradaptasi dengan kebutuhan yang berubah dari populasi siswa. Ini mencakup pengenalan pada praktik terbaik dalam etika online dan pengelolaan platform digital.
Dengan cara ini, penggunaan teknologi dalam konseling dapat menjadi alat yang berharga yang memperkaya praktik bimbingan dan konseling di sekolah, memungkinkan siswa mendapatkan dukungan yang lebih fleksibel, responsif, dan inklusif yang mereka butuhkan untuk sukses di sekolah dan di luar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H