Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengelolaan Kasus sebagai Landasan untuk Pengembangan Karir dan Aspirasi Siswa

18 April 2024   10:00 Diperbarui: 18 April 2024   10:02 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pengelolaaan kasus dalam konseling di SMA. (Freepik.com)

3. "Pelaksanaan intervensi" memerlukan keterampilan manajerial dan koordinasi yang tinggi. Guru harus mampu bekerja lintas sektoral, baik di dalam maupun luar sekolah, untuk mengimplementasikan rencana intervensi. Hal ini seringkali melibatkan kolaborasi dengan guru lain, staf dukungan, dan terkadang lembaga eksternal. Penerapan teori "Manajemen Kolaboratif" di sini sangat membantu, di mana kolaborasi antar stakeholder dianggap kunci keberhasilan intervensi.

4. "Monitoring dan evaluasi" adalah komponen kritikal yang sering terabaikan. Melalui pendekatan yang berbasis bukti, seperti yang diajarkan dalam "Teori Evaluasi Formatif" oleh Michael Scriven, guru bimbingan konseling harus secara rutin menilai efektivitas intervensi dan membuat penyesuaian jika diperlukan. Proses ini memastikan bahwa intervensi tetap relevan dan efektif dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.

Guru bimbingan konseling menghadapi tantangan yang tidak sedikit dalam implementasi pengelolaan kasus. Salah satu tantangan terbesar adalah keterbatasan waktu dan sumber daya. Dalam banyak kasus, beban kerja yang berat dan jumlah siswa yang harus dihandle bisa sangat menantang. Selain itu, perbedaan individu siswa membutuhkan pendekatan yang tailor-made, yang menuntut kreativitas dan fleksibilitas dalam penerapan teori dan teknik.

Oleh karena itu, guru bimbingan konseling harus terus menerus berusaha untuk meningkatkan kompetensi profesional mereka melalui pelatihan berkelanjutan dan pembelajaran sepanjang hayat. Pemahaman yang mendalam tentang teori-teori psikologis dan pendidikan, dikombinasikan dengan keterampilan praktis dalam pengelolaan kasus, akan memungkinkan mereka untuk memberikan dukungan yang efektif dan berdampak kepada siswa di SMA. Dengan demikian, peran mereka tidak hanya sebagai pendidik, tetapi juga sebagai pembimbing, mentor, dan adviser bagi siswa, menjadi sangat vital dalam membentuk masa depan generasi berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun