Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Komunikasi Assertif dalam Bimbingan Konseling di Sekolah

15 April 2024   07:41 Diperbarui: 22 April 2024   00:11 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penggunaan pertanyaan terbuka juga merupakan bagian krusial dari kemampuan komunikasi yang efektif dalam konseling. Pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk memicu lebih banyak diskusi (seperti "Bagaimana perasaan Anda tentang itu?" atau "Apa yang Anda pikirkan ketika itu terjadi?") memungkinkan siswa untuk berbagi lebih banyak tentang pengalaman dan perasaan mereka. Hal ini tidak hanya memberi konselor informasi yang lebih mendalam tentang masalah yang dihadapi siswa, tetapi juga menunjukkan bahwa konselor benar-benar tertarik dengan apa yang mereka katakan.

Mengembangkan kemampuan untuk mendengarkan tanpa menghakimi juga merupakan aspek kunci dalam komunikasi efektif konselor. Ini terkait dengan konsep "pendengaran aktif" dari Carl Rogers yang telah dibahas sebelumnya. Mendengarkan tanpa menghakimi membantu siswa merasa lebih bebas untuk berbicara dan lebih terbuka tentang masalah mereka, yang pada akhirnya memfasilitasi proses konseling.

Akhirnya, penerapan teknologi dalam komunikasi konseling juga semakin relevan, terutama dalam era digital ini. Penggunaan platform online untuk sesi konseling, serta alat komunikasi seperti surel atau aplikasi pesan, harus dipertimbangkan sebagai sarana untuk menjaga keterlibatan siswa dan memberikan dukungan berkelanjutan. Konselor perlu menguasai alat-alat digital ini dan mengintegrasikan penggunaan teknologi secara etis dan efektif dalam praktik konseling mereka.

Dengan demikian, kemampuan komunikasi yang kuat dan beragam tidak hanya mendukung prinsip-prinsip dasar konseling yang efektif, tetapi juga memperkuat hubungan antara konselor dan siswa, yang merupakan inti dari praktik bimbingan konseling yang sukses. Kemampuan ini, ketika dikombinasikan dengan pendekatan yang berempati dan teknologi yang tepat, dapat meningkatkan signifikan dalam efektivitas bimbingan konseling di SMA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun