Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kenangan dan Harapan yang Mengalir

15 April 2024   06:13 Diperbarui: 15 April 2024   06:27 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan setapak di taman kota Sidoarjo. (Foto pribadi)

Bagas mengangguk sambil tersenyum, "Iya, dan kamu memaksa aku membeli dua gelas jus sirsak karena kamu bilang itu obat mujarab anti-flu."

Mereka tertawa bersama mengingat kenangan itu. Bagas memesan dua Cappuccino, dan mereka mulai bercerita tentang hari-hari awal pernikahan mereka, tentang bagaimana dulu mereka sering menghabiskan waktu bersama sebelum kehadiran Ardi.

"Kamu tahu, sayang," Rani mulai serius, memegang tangan Bagas, "Aku sempat takut, takut kita akan merasa asing satu sama lain tanpa Ardi di antara kita. Tapi seperti ini, rasanya... rasanya seperti kita kembali ke waktu itu, hanya kita berdua."

Bagas menggenggam tangan Rani, "Aku juga sempat berpikir begitu. Tapi, lihat kita sekarang. Ini baru permulaan dari banyak hal yang bisa kita lakukan bersama. Kita punya lebih banyak waktu untuk saling memahami, lebih dari sebelumnya."

Rani mengangguk, tersenyum penuh harapan. Mereka berdua menikmati kopi mereka, sesekali tertawa kecil atau berbagi pandangan penuh arti. Cappuccino di hadapan mereka bukan hanya penghangat tubuh, tapi juga hati yang perlahan kembali menemukan ritme bersama.

Seiring senja mulai turun, Rani dan Bagas berdiri, bersiap untuk meninggalkan kafe. "Kita harus sering-sering ke sini," ujar Rani.

"Setuju. Dan mungkin esok kita bisa jalan-jalan di taman favorit kita. Seperti dulu, ya?" Bagas menawarkan.

"Sempurna," balas Rani, sambil mereka berdua berjalan pulang, mengulurkan hari yang penuh dengan kenangan dan janji untuk masa depan.

Jalan setapak di taman kota Sidoarjo. (Foto pribadi)
Jalan setapak di taman kota Sidoarjo. (Foto pribadi)

Episode 3: Kilas Balik di Taman Favorit

Pagi itu, Bagas dan Rani berjalan-jalan di taman kota, tempat yang sering mereka kunjungi saat Ardi masih kecil. Taman itu masih sama, dengan jalur-jalur setapak yang diapit oleh pepohonan rindang dan deretan bangku taman yang menghadap danau kecil di tengahnya.

Saat mereka berjalan di antara dedaunan yang gugur, angin sepoi-sepoi membawa kenangan masa lalu yang hangat. Rani menghentikan langkahnya di dekat sebuah pohon besar, tempat mereka biasa memberi makan burung bertahun-tahun yang lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun