Selanjutnya, tahap "Intimitas vs. Isolasi" sering kali mulai dialami oleh individu yang berada di akhir masa remaja menuju dewasa muda. Di tahap ini, fokusnya adalah pada kemampuan untuk membentuk hubungan intim yang langgeng dengan orang lain.Â
Keberhasilan dalam tahap ini berujung pada pencapaian intimasi, sedangkan kegagalan bisa mengakibatkan isolasi, suatu kondisi di mana individu mengalami kesulitan dalam membentuk atau mempertahankan hubungan dekat dengan orang lain.
Untuk membantu siswa dalam mengatasi tantangan di tahap ini, guru bimbingan konseling perlu memfasilitasi pengembangan keterampilan sosial, empati, dan komunikasi.Â
Mereka juga perlu memberikan tempat yang aman bagi siswa untuk berdiskusi tentang ketakutan dan kekhawatiran mereka mengenai hubungan dan intimasi.
Melalui pemahaman teori Erikson, guru bimbingan konseling dapat memberikan intervensi yang lebih terarah dan meningkatkan pemahaman mereka tentang dinamika yang dihadapi oleh remaja.Â
Ini tidak hanya membantu remaja dalam menavigasi tantangan yang mereka hadapi tetapi juga mendukung mereka dalam membangun fondasi yang kuat untuk tahap kehidupan selanjutnya.
Implementasi Teori Perkembangan dalam Program Bimbingan Konseling
Implementasi teori perkembangan Erikson dalam program bimbingan dan konseling di SMA tidak hanya meningkatkan kualitas dukungan emosional dan sosial yang diberikan kepada siswa, tetapi juga membantu dalam merancang intervensi yang sesuai dengan kebutuhan spesifik mereka di berbagai tahapan kehidupan.Â
Guru bimbingan konseling yang memahami nuansa teori ini dapat lebih efektif dalam mendeteksi dan menangani isu-isu yang mungkin tidak tampak di permukaan tetapi sangat memengaruhi kehidupan remaja.
Salah satu cara praktis untuk menerapkan pemahaman ini adalah melalui pengembangan program bimbingan yang mencakup sesi konseling individual dan kelompok.Â
Dalam konseling individual, pendekatan bisa lebih disesuaikan dengan kebutuhan personal siswa, memungkinkan mereka untuk menjelajahi masalah identitas atau hubungan secara lebih dalam dan pribadi.Â
Sementara itu, sesi kelompok dapat fokus pada pembangunan keterampilan sosial dan empati, dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk memperkuat pengalaman belajar.